Suara.com - Setelah menerapkan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk jenis premium jadi satu harga melalui program BBM Satu Harga, muncul juga usulan menjadikan avtur satu harga di berbagai wilayah.
Usulan tersebut bertujuan agar harga tiket pesawat menjadi lebih murah daripada harga tiket pesawat akhir-akhir ini yang dirasa cukup menguras kantong.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Tamsil Linrung mengatakan, avtur merupakan komponen penting dalam penentuan harga tiket pesawat.
Menurutnya, tingginya harga avtur berimplikasi pada mahalnya tarif tiket penerbangan, sebab 40 persen dari harga tiket digunakan untuk pembiayaan avtur.
Baca Juga: Jual Avtur Murah, Menteri Rini Jamin Keuangan Pertamina Tak Goyang
Sejumlah kalangan pun meminta maskapai penerbangan nasional menurunkan harga tiket pesawat menyusul penurunan harga avtur.
"Agar adil, seharusnya maskapai juga menurunkan harga tiket pesawat. Ujungnya membantu masyarakat umum dalam beraktivitas sehingga roda ekonomi pun berputar," kata Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan.
Apalagi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah mengimbau maskapai agar menurunkan harga tiket, sehingga tidak ada alasan bagi perusahaan penerbangan untuk bertahan dengan harga tiket tinggi, yang saat ini banyak dikeluhkan masyarakat.
Menyinggung angka atau jumlah penurunan harga tiket maskapai, Mamit menyebut 10-15 persen dinilai sudah wajar.
Dengan adanya penurunan harga avtur dari Rp 8.210 menjadi Rp 7.960 per liter di Bandara Soetta, maka harga avtur Pertamina saat ini jauh lebih murah dibandingkan di Bandara Changi Singapura.
Baca Juga: Kaget Avtur Dimonopoli, Presiden Jokowi Akan Panggil Dirut Pertamina
Menhub memang berharap agar penurunan harga avtur tersebut diikuti dengan kebijakan maskapai mengkaji ulang tarifnya. Apalagi pada dasarnya tarif tiket pesawat mayoritas masih dipengaruhi oleh avtur. (Antara)