Suara.com - Penduduk China rupanya gemar mengkonsumsi gurita asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal tersebut terbukti dari data yang dirilis Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kupang.
Stasiun KIPM Kupang mencatat, sepanjang Januari 2019 sebanyak 24 ton gurita diekspor ke negeri tirai bambu tersebut.
"24 ton gurita beku yang diekspor ini ada dari Pulau Flores yang dikirim melalui Surabaya, Jawa Timur," kata Kepala Stasiun KIPM Kupang Jimmy Elwaren.
Ia mengatakan ekspor gurita tersebut dilakukan PT Okishin Flores dengan nilai ekspor mencapai 63.000 dolar AS.
Baca Juga: Kontennya Ini Disebut Pornografi, Binaragawati China Ngamuk
Jimmy menjelaskan, komoditas gurita merupakan salah satu produk kelautan dari provinsi setempat yang mulai diminati China.
Ekspor perdana gurita sebelumnya telah dilakukan sejak 2018 lalu dengan jumlah mencapai 15,8 ton.
Jimmy mengatakan selain gurita, ada pula produk perikanan lain yang diekspor ke China pada Januari 2019 yaitu rumput laut.
"Produk rumput laut yang diekspor ini dipasok dari Pulau Sumba sebanyak 75 ton," katanya.
Ia menjelaskan rumput laut yang diekspor tersebut dalam bentuk Alkali Treated Cottoni Chips (ATCC) dengan nilai ekspor sebesar 96.859 dolar AS.
Baca Juga: Bayi Gurita Viral, Bentuknya Mini Menggemaskan
Jimmy mengatakan komoditas rumput laut merupakan produk yang paling banyak diekspor pada Januari 2019, menyusul ikan kering sebanyak 27,8 ton, ikan anggoli 1,8 ton, skip jack 0,5 ton dan tuna beku 0,3 ton.