Ari Gunawan, pemilik Toko Adam di Blok Metro Tanah Abang mengakui, pelanggannya dari berbagai daerah mayoritas belanja secara online. Rata-rata pelanggannya melihat dan pesan produk baju gamis hanya via aplikasi obrolan ponsel.
"Rata-rata sekarang pelanggan saya belanja secara online. Saya kirim foto contoh produk via WhatsApp, dia oke, duit ditransfer, barang di kirim lewat ekspedisi," kata dia.
Selain dari beberapa daerah dalam negeri, pelanggannya juga ada dari luar negeri. Seperti dari Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam dan lainnya.
Potensi 2019
Baca Juga: 'Bis Kota', Melawan Kopi Saset dari Utara Jakarta
Meski tren perpindahaan bisnis dari analog ke online semakin gencar pada tahun ini, ada sejumlah hal yang tetap harus diperhatikan menurut para pakar.
Mereka mewanti-wanti, para pebisnis pemula tak sekadar mengikuti tren 'yang online-online' itu tanpa mengerti dan menyiapkan sejumlah perencanaan. Terutama dalam menentukan jenis bisnis yang mau ditekuni.
Sebagai panduan, Konsultan Perencanaan Keuangan Mike Rini Sutikno mengatakan, peluang bisnis yang potensial berkembang di 2019 adalah usaha untuk kebutuhan sehari-hari, seperti busana dan makanan. Namun peluang bisnis yang mudah untuk dijalankan adalah kuliner.
Sepanjang 2 tahun belakangan ini bisnis kuliner cukup berkembang pesat. Terlihat dari makin beragamnya jenis kuliner yang di jajakan di banyak tempat maupun di media sosial.
"Jadi bisnis yang paling aman di tahun politik ini adalah bisnis kuliner. Bisnis makanan ini lebih mudah ketimbang bidang lainnya, risikonya kecil. Cuma bagaimana kita melakukan variasi-variasi produk makanan yang dijual," kata Mike kepada Suara.com.
Baca Juga: Kaum Muda yang Memilih Cadar di Era Terorisme
Pada sektor jasa, bisnis yang potensial adalah di bidang pendidikan baik itu formal maupun informal untuk menunjang kegiatan belajar anak-anak.