Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Januari 2019 masih mengalami defisit. Dia mencatat, defisit APBN 2019 pada Januari sebesar Rp 45,8 triliun.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut, defisit APBN pada Januari 2019 lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 37,7 triliun.
"Keseimbangan primer juga mengalami defisit sebesar Rp 22,8 triliun, yang juga sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu Rp 14,2 triliun," ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019).
Wanita yang akrab disapa Ani ini menuturkan, defisit yang terjadi pada APBN 2019 ini karena posisi belanja lebih tinggi dibandingkan pendapatan.
Baca Juga: Sri Mulyani Ditertawakan saat Bicara Unicorn: Kayaknya Baru Nonton Sesuatu
Dari sisi belanja, papar dia, belanja negara pada Januari 2019 sebesar Rp 153,8 triliun atau naik dibandingkan belanja tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp 139,4 triliun.
Kenaikan belanja negara didorong dari belanja pemerintah yang sebesar Rp 76,1 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 77,7 triliun.
"Belanja negara sudah 6,3 persen dari total belanja di APBN. Kalau lihat realisasi belanja kementerian/lembaga melonjak cukup tinggi sebesar Rp 32 triliun lebih tinggi dibandingkan tahun lalu Rp 20,2 triliun. Sementara, belanja non kementerian/lembaga Rp 44,1 triliun hampir sama dengan tahun lalu sebesar Rp 44,4 triliun," tutur dia.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, dari pendapatan negara pada Januari 2019 mencapai Rp 108,1 triliun. Angka itu meningkat dibandingkan tahun lalu periode yang sama sebesar Rp 101,7 triliun.
"Dari sisi perpajakan sudah dikumpulkan Rp 89,8 triliun atau 5 persen dari target. Ini juga lebih tinggi dari tahun lalu yang terkumpul Rp 82,6 triliun atau 5,1 persen dari target kita," pungkas dia.
Baca Juga: Terungkap Alasan Sri Mulyani Cari Pengganti Dirinya Selama Sehari