Kementan: Ekspor Melati dari Jawa Tengah Capai Rp 200 Miliar Lebih

Rabu, 20 Februari 2019 | 10:45 WIB
Kementan: Ekspor Melati dari Jawa Tengah Capai Rp 200 Miliar Lebih
Ekspor perdana bunga melati ke Malaysia melalui Singapura lewat Bandara Ahmad Yani, bersama anggota komisi IV DPR RI, KRT H Darori Wonodipuro, di UD Barokah Melati Jaya di Tegal, Jawa Tengah, Selasa (19/2/2019). (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai ekspor bunga melati (Jasminum sambac) dari Jawa Tengah, selama Agustus 2018 - Januari 2019 mencapai Rp 200,55 miliar. Komoditas unik ini diekspor ke beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Arab Saudi.

Kementerian Pertanian, lewat Badan Karantina Pertanian (Barantan), terus mendorong bisnis nonmigas yang bisa meraup untung devisa negara ini hingga setengah triliun rupiah dalam waktu enam bulan.

"Ini biasanya buat sembahyang dan hiasan. Kita punya jenis yang bagus. Aromanya berbeda dengan yang punya negara lain, makanya mereka suka," kata Ali Jamil, Kepala Barantan, saat meninjau lokasi sekaligus melakukan ekspor perdana bunga melati ke Malaysia melalui Singapura lewat Bandara Ahmad Yani, bersama anggota komisi IV DPR RI, KRT H Darori Wonodipuro, di UD Barokah Melati Jaya di Tegal, Jawa Tengah, Selasa (19/2/2019).

Barantan sendiri melakukan penjaminan kesehatan terhadap melati ekspor agar bebas dari hama dan penyakit tumbuhan, seperti serangga hidup. Selain itu dilakukan perlakuan pencelupan insektisida (dithane) dan pendinginan.

Baca Juga: Kementan Minta Pejabat Daerah Sukseskan Program Pemerintah

Hal tersebut dilakukan agar eksportasi melati dapat memenuhi syarat sanitary dan phytosanitary (SPS) negara tujuan.

"Kita pastikan tidak mengandung serangga dan lain-lain, biar nanti aman sampai sana, tidak ditolak di negara tujuan," jelas Jamil.

Acara ini juga menghadirkan 200 petani bawang merah, bawang putih dan beras merah organik untuk mengikuti program Agro Gemilang di Karantina Semarang. Lewat program ini, Kementan via Barantan melakukan pendampingan kepada petani dan calon eksportir, khususnya para pemuda milenial, agar dapat ikut terjun meningkatkan eksportasi komoditas pertanian.

Pembinaan kepada kelompok tani, diantaranya bimbingan teknis cara pengendalian organisme pengganggu tumbuhan di lapangan saat budi daya, pembinaan saat prosesing ekspor dengan penerapan higiene dan sanitasi di area processing.

"Ini salah satu upaya meningkatkan neraca perdagangan kita, lewat eksportasi non migas," jelasnya.

Di Jawa Tengah sendiri, sebaran petani bunga melati, terutama ada di Kabupaten Tegal, Pemalang, Batang dan Pekalongan, yang mencapai 600 ha. Harga bunga potong melati di tingkat petani untuk pasar lokal Rp 30 ribu - Rp 50 ribu per kg, sedangkan untuk tujuan ekspor, harga di tingkat petani bisa mencapai Rp 100 ribu/kg. Keuntungan petani dapat meningkat hingga 100 persen lebih.

Hingga saat ini, di Jawa Tengah sendiri hanya terdapat 9 eksportir bunga melati, yang sebagian besar eksportasinya lewat Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Selain Darori Wonodipuro dan tim, acara tersebut juga dihadiri Bupati Tegal yang diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ir. Khofifah, MS.

Mereka turut serta dalam acara tersebut dan melakukan mediasi dengan Angkasa Pura, Asperindo dan Garuda Indonesia, agar eksportasi dapat dilakukan langsung via Bandara Ahmad Yani, Semarang. Darori berharap, instansi dan BUMN terkait dapat memfasilitasi dan mendorong sektor perekonomian kerakyatan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI