Debat Capres, Pengusaha Minta Masalah Jalanan Macet Dicarikan Solusi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 14 Februari 2019 | 16:35 WIB
Debat Capres, Pengusaha Minta Masalah Jalanan Macet Dicarikan Solusi
Ilustrasi kemacetan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Debat Calon Presiden (Capres) akan kembali digelar untuk kedua kalinya pada 17 Februari 2019 mendatang.

Tema yang diusung dalam debat tersebut diantaranya membahas soal energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Terkait hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey berharap, kedua calon presiden membahas sekaligus mencarikan solusi terkait permasalahan kemacetan.

"Kemacetan itu suatu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, bukan digantung," kata Roy Mandey.

Baca Juga: Gara-gara Kemacetan, AS Rugi Rp 113,5 Triliun Pada 2018

Dia menjelaskan bahwa problema kemacetan berdampak pada pemakaian bahan bakar yang lebih boros, kemudian mempengaruhi produktivitas dimana kemacetan banyak menyita waktu kerja.

"Kita sudah melihat ada beberapa pemecahan yang sudah dilakukan, seperti pengoperasian MRT pada bulan Maret, kemudian pembangunan LRT," ujar Roy.

Menurut Roy, adanya kemauan dari semua pemangku kepentingan atau stakeholder untuk mengatasi problema kemacetan adalah hal yang jauh lebih penting.

"Kemauan atau semangat semua pemangku kepentingan memikirkan kemacetan itu jauh lebih penting, jadi tidak hanya satu kementerian saja misalnya Kementerian Perhubungan yang harus memikirkan hal tersebut," tuturnya.

Roy juga menambahkan, bahwa pemerintah daerah, seperti gubernur dan bupati/walikota, harus juga memiliki kemauan dan semangat untuk bersama-sama memecahkan masalah kemacetan.

Baca Juga: CEK FAKTA: Setelah Jadi Wapres, Ma'ruf Amin Mundur dan Diganti Ahok

"Aturan-aturan yang mendukung kepada pemecahan kemacetan tentunya harus didukung, apapun juga itu aturannya. Dan ini adalah bagian dari semangat untuk meningkatkan perekonomian kita," pungkasnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI