Suara.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, level nilai tukar rupiah saat ini belum menunjukan posisi yang terbaik.
Menurutnya, nilai tukar rupiah saat ini masih di bawah batas nilai wajarnya atau bisa dibilang masih terlalu murah.
Perry menjelaskan, level nilai tukar rupiah saat ini belum sesuai dengan kondisi perekonomian yang saat ini tumbuh di atas 5 persen atau angka pastinya yakni sebesar 5,17 persen.
"Secara hitung-hitungan fundamental, rupiah kita masih undervalue (terlalu murah), baik dari inflasi rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang akan lebih baik, dan juga NPI yang lebih baik," katanya saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta Pusat, Jumat (8/2/2019).
Baca Juga: Miris, 5 Fakta Perburuan Sadis Lumba-lumba yang Hasilkan Miliaran Rupiah
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini hingga pukul 15.18 WIB berada di level Rp 13.954 per dolar AS.
Sementara, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada hari ini berada di level Rp 13.992 per dolar AS.
Sebelumnya, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, kekhawatiran perlambatan ekonomi global, justru bakal memberikan angin segar ke pergerakan dolar AS untuk bergerak menguat.
Selain itu, Bank Sentral Inggris yang menurunkan pertumbuhan PDB Inggris di 2019 dari 1,7 persen menjadi 1,2 persen turut berdampak pada penguatan dolar AS. Menurutnya, penguatan dolar AS secara otomatis akan melemahkan nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Gubernur BI: Akhir Tahun Wajar Kalau Harga Bahan Pokok Naik