Cara BPJS Ketenagakerjaan dan Polytama Propindo Tingkatkan Mutu Pegawainya

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 08 Februari 2019 | 09:08 WIB
Cara BPJS Ketenagakerjaan dan Polytama Propindo Tingkatkan Mutu Pegawainya
Leadership Cafe ke 3 dihadiri lebih dari 70 leader dan praktisi HR perusahaan swasta nasional maupun perusahaan negara. (Dokumen: Kubik Leadership)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Strategi yang dilakukan Naufal adalah melakukan gaya kepemimpinan yang santai namun mengena.

“Kebetulan komposisi karyawan BPJS lebih banyak gen Y, hampir 70% dengan karakteristik milenial, lebih tanggap pada teknologi, lebih ekspresif dan lebih ingin instant. 30% merupakan gen baby boomer dan X yang memiliki keterampilan teknis cukup mumpuni dan loyal pada perusahaan. Dengan memperbanyak diskusi, sering melakukan employee gathering, terlibat langsung di kegiatan informal yang disukai karyawan, akhirnya meleburkan perbedaan, bahkan mampu mensinergikan kekuatan masing masing gen,” kata Naufal.

Tantangan berbeda dialami Didik Susilo, President Director PT Polytama Propindo yang bergerak di bidang industri petrokimia yang memiliki teknologi Polypropylene.

“Dinamika perubahan VUCA tidak terlalu berdampak pada perusahaan kami, namun kami sudah mulai menyiapkan tim menghadapi digital teknologi, salah satunya dengan mengajak karyawan mulai terbiasa melakukan aktivitas by digital,” ucap Didik.

Baca Juga: Jumlah Peserta BPJS Ketenagakerjaan Lampaui Target di 2018

Pada 2013-2015, bisnis Polytama sempat terhenti, tetapi tidak ada satu orang pun yang di PHK. Perusahaan juga beberapa tahun tidak melakukan penerimaan karyawan, sehingga ada gap di level tertentu.

“Saat ini komposisi karyawan terjadi mix, ada baby boomer dan gen X yang expert secara teknis, dan gen milenial yang bekerja cukup tanggap dan cepat menyesuaikan dengan perubahan. Selain itu, isu mempertahankan karyawan dari godaan pindah ke perusahaan sejenis juga menjadi concern mengingat sangat sedikit orang yang mempunyai spesifikasi teknis di bidang petrokimia,” terangnya.

"Bagaimana meretain mereka dan memastikan koordinasi berjalan lancar di lapangan, adalah fokus kami dalam rangka menjadikan Polytama menjadi pemimpin di industri Polypropylene di Indonesia," Didik menambahkan.

Sesuai milestone yang dimiliki, Didik sudah menyiapkan SDM nya jauh hari sebelumnya. Di 2017 fokus Polytama menyiapkan masa depan dengan strategi breakthrough, di 2018 menyiapkan sistem dan kondisi sustain dan 2019 memperoleh pertumbuhan melalui peningkatan kinerja karyawan.

Apa strategi kunci dalam pengembangan SDM di era VUCA yang sudah berangsur menjadi new norm ini? dr. Amir Zuhdi, Brain Behavioral Expert menyampaikan, dengan melakukan aktivasi di beberapa bagian otak dengan cara F3C, yaitu fokus dalam menentukan visi dan prioritas, fleksibel, memiliki kecakapan mengelola emosi sehingga mudah beradaptasi dengan segala perubahan, fast dalam membuat sistem atau aturan yang mudah dijalankan, dan kolaborasi, adanya team yang saling memahami dan memiliki chamistry yang sama sehingga terwujud dream team.

Baca Juga: Dituduh Memperkosa, Pejabat BPJS Ketenagakerjaan Laporkan Balik RA

Di samping itu dr Amir juga mengingatkan perlunya tim yang tangguh dan gesit melakukan penyesuaian atas strategi yang diambil perusahaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI