Pedagang Pernak-pernik Imlek di Taman Sari Keluhkan Sepinya Pembeli

Senin, 04 Februari 2019 | 11:56 WIB
Pedagang Pernak-pernik Imlek di Taman Sari Keluhkan Sepinya Pembeli
Deretan penjual pernak-pernik Imlek di Jalan Pancoran, Taman Sari, Jakarta Barat. (Suara.com/Walda Marison)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jalan Pancoran, Taman Sari, Jakarta Barat dipenuhi dengan pernak-pernik bernuansa Imlek dengan didominasi warna merah.

Pantauan Suara.com di lokasi, pengunjung terlihat melakukan kegiatan tawar menawar dengan pedagang di beberapa toko pernak-pernik yang letaknya persis berada di pinggir jalan.

Berdasarkan pengakuan penjual pernak-pernik Imlek, pada tahun ini bisa dibilang adalah tahun sepi pembeli.

"Sekarang tinggal hari H masih sepi. Nggak seramai tahun lalu," ujar Beni salah satu pedagang pernak-pernik khas Imlek, Senin (4/2/2019).

Baca Juga: 48 Pejabat China Dipecat Karena Skandal Vaksin

Beni menuturkan, sebulan sebelum perayaan Imlek dia sudah menjajakan barang dagangannya di kawasan tersebut.

Namun berdasarkan pengakuannya, sejak awal dibuka sampai sehari menjelang perayaan Imlek, pengunjung yang membeli dagangannya tak seramai tahun lalu.

"Wah dulu mah kalau sudah dekat ada saja orang yang datang. Sekarang antusias orang buat belanja sudah kurang," tuturnya.

Menurutnya, faktor ekonomi menjadi penyebab utama penjualan pernak-pernik Imlek tidak seramai tahun lalu.

Daya beli masyarakat menjadi berkurang karena mengingat harga kebutuhan pokok lain yang harganya sudah lebih mahal.

Baca Juga: Gadis Sakit Jiwa Diperkosa 2 Paman sampai Hamil 8 Bulan, Diancam Dibunuh

"Karena perekonomian juga. Sekarang pengaruh sekali yah, jadi orang berpikir kalau nggak perlu perlu banget nggak usah beli (pernak-pernik). Ini (Imlek) kan tradisi kan ya, jadi biasanya pasti beli. Tapi ini turun, sekian persen turun," terangnya.

Biasanya menurut Beni, sedari siang sampai malam hari para pengunjung masih memadati pasar yang terletak persis di pinggir jalan tersebut. Namun tahun ini situasinya berubah drastis.

"Biasanya sampai jam 9 malam masih ramai, apalagi kalau menjelang hari H. Kalau sekarang habis magrib saja sudah sepi," tutur pria yang mengaku sudah tiga tahun berjualan pernak-pernik Imlek ini.

Terbukti, dari berbagai barang dagangannya, masih banyak bergantungan di dalam tenda tempat dia berdagang. Dari mulai gantungan hiasan hingga lampion masih terpajang di sana.

"Ini saja barang dagangan masih banyak, masih penuh. Tahun lalu menjelang hari H ini (dagangan) sudah pada habis semua," terangnya.

Dia mengaku, akibat sepinya pembeli, keuntungan yang di dapat pun menurun. Dia mengaku cukup merugi dengan kondisi ini.

Rencananya, barang-barang yang tidak terjual tahun ini nantinya akan dijual kembali di perayaan Imlek tahun depan.

"Turun sekitar 30 persen. Drastis banget lah. Dari omset perharinya saja kita jauh, biasanya nggak segini," ucapnya.

Meski demikian, kondisi seperti ini tidak menyurutkan niat Beni untuk tetap berjualan. Dia mengaku akan kembali berjualan tahun depan dengan harapan akan mendapat keuntungan.

"Namanya kita usaha ya. Kita akan usaha terus. Anggap saja ini ujian, kita nggak boleh nyerah juga, mudah-mudahan rezekinya tahun depan," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI