Suara.com - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih terus menguat. Penguatan rupiah masih dipicu langkah bank sentral AS (The Fed) yang dinilai tak agresif.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, selain kebijakan The Fed yang tak agresif, data pengangguran di AS yang naik sebesar 4 persen turut mendorong pelemahan dolar AS.
"Rupiah kisaran hari ini mungkin di Rp 13.850 - Rp 14.000," ujarnya di Jakarta, Senin (4/2/2019).
Menurut Ariston, data inflasi Indonesia yang rendah bakal membantu mempertahankan daya beli dan menjaga pertumbuhan Indonesia. Hal tersebut bakal berimbas ke penguatan rupiah.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada akhir pekan lalu (1/2/2019) berada di level Rp 13.947 per dolar AS.
Level itu menguat bila dibandingkan pergerakan hari sebelumnya di level Rp 13.972 per dolar AS.
Sementara berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada akhir pekan sebelumnya berada di level Rp 13.978 per dolar AS.
Posisi itu menguat dibandingkan pada hari sebelumnya yang berada di level Rp 14.072 per dolar AS.