Suara.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat kredit macet atau nonperforming loan (NPL) tahun 2018 mencapai 2,75 persen. Angka tersebut turun dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 3,46 persen.
Selain itu, kredit macet itu merupakan raihan terendah jika dibandingkan kuartal I 2016 yang sebesar 2,89 persen.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, turunnya kredit macet karena adanya pergeseran protofolia kredit.
Pada tahun 2018, sambung Kartika, Bank Mandiri fokus menumbuhkan kredit segmen korporasi, mikro, dan konsumer.
Baca Juga: Kerja 8 Tahun Jadi Sopir, Ruslan Nekat Rampok Rumah Majikan
"Jadi kami bergeser, di pasar sebelumnya agresif di sektor menengah sekarang bergeser ke segmen korporasi dan retail, sehingga bisa menurunkan risiko portofolio lebih baik," ujarnya di Plaza Mandiri, Jalan Soebroto, Jakarta Selatan, Senin (28/1/2019).
Pria yang akrab disapa Tiko ini memaparkan, kinerja kredit komersial turun 8,5 persen serta kredit untuk UKM atau Small Medium Enterprise (SME) juga turun 7,7 persen.
Sedangkan kinerja kredit mikro tumbuh 23 persen, kredi konsumer tumbuh 11,6 persen persen korporasi 23,3 persen.
Tiko berharap, pada tahun 2019 kredit macet Bank Mandiri terus turun hingga 2,5 persen.
"Kami memang menumbuhkan segmen korporasi, mikro, konsumer lebih agresif dibandingkan segmen komersial dan SME. Harapannya 2019 bisa terus dibawah hingga 2,5 persen.”
Baca Juga: Sepanjang 2018 Bank Mandiri Salurkan Kredit Sebesar Rp 820,1 Triliun