Suara.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Teguh Hendarwan meminta agar pengelola kereta cepat Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT) bertanggungjawab atas genangan air yang terdapat di sekitar area pembangunan proyek.
Akibat adanya pembangunan tersebut, banyak saluran drainase yang tertutup pembangunan MRT dan LRT.
Teguh mengatakan, selama ini Dinas SDA sudah sering bersurat memberikan saran agar tidak menutup saluran drainase selama pembangunan.
"Kami minta kepada setiap pelaksana untuk kembalikan saluran fungsi drainase yang kalian tutup itu. Selama ini mereka kerjasamanya baik," kata Teguh saat dihubungi Suara.com.
Baca Juga: Disebut Mau Menikah, Ahok Bawa Puput Nastiti Devi Temui Oso
Meski demikian, kejadian genangan di lokasi pembangunan terus saja berulang. Teguh mengakui sudah lelah melakukan koordinasi dengan MRT dan LRT karena kejadian terus berulang.
"Hanya saja kita capek, kalau bangun perhatiin dulu jangan main bangun. Saya tidak mengatakan mereka tidak bertanggung jawab. Tapi maksud saya jangan sampai kejadian berulang-ulang," imbuh Teguh.
Teguh menjelaskan, dalam pembangunan MRT dan LRT setiap kali melakukan pengecoran tidak menutup kemungkinan saluran air tertimbun alat berat dan lumpur pembangunan. Tak hanya itu, sisa-sisa pembangunan juga seringkali menutupi drainase yang ada.
"Ketika hujan tinggi, debit air tinggi, belum lagi sampah, lumpur, belum lagi sisa coran mereka, itu yang menghalangi jalan air kita sehingga menjadi tergenang," ungkap Teguh.
Untuk diketahui, ada beberapa titik yang menjadi langganan genangan air dampak dari pembangunan MRT dan LRT. Titik genangan itu antara lain di Jalan MT Haryono, Pancoran, Cawang, Jalan Fatmawati, Jalan DI Pandjaitan, Tol Becakayu, jalan menuju ke tol Kelapa Gading dan Jalan Raya Bekasi.
Baca Juga: Media Asing: Ahok Bebas dari Penjara, Jatuh ke Tangan Pengawal Mantan Istri