Hoaks Demo Buruh di Morowali, Menaker: TKA China Cuma 10,7 Persen

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 25 Januari 2019 | 23:52 WIB
Hoaks Demo Buruh di Morowali, Menaker: TKA China Cuma 10,7 Persen
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri di Jakarta, Selasa (25/4/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menyatakan tenaga kerja asing atau TKA China hanya sekitar 10,7 persen dari total 28.000 lapangan kerja yang ada di Morowali.

Hal itu diungkap Hanif ketika ia membantah kabar bahwa demonstrasi buruh di Morowali, Sulawesi Tengah yang disebut sebagai aksi protes terhadap TKA China. Ia menegaskan bahwa kabar itu adalah hoaks.

"Contoh di Kawasan Industri Morowali. Investasi China di sana hingga saat ini membuka 28.000 lapangan kerja. Dari 28.000 lapangan kerja yang tersedia, tiga ribu orang diisi tenaga kerja China dan 25.000 orang atau sebagian besar diisi oleh tenaga kerja Indonesia," kata Hanif melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (25/1/2019).

Oleh sebab itu dia meminta masyarakat menyikapi dengan bijak investasi China di Indonesia, khususnya di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Pasalnya investasi Negeri Tirai Bambu tersebut mampu menyerap 25.000 tenaga kerja Indonesia.

"Apakah benar tenaga kerja asing, khususnya tenaga kerja China mengambil lapangan pekerjaan dari tenaga kerja lokal? Tidak benar. Karena tenaga kerja China yang ada di Indonesia sebagian besar adalah tenaga kerja China yang muncul sebagai konsekuensi adanya investasi dari sebuah negara," tutur Hanif.

Untuk itu, lanjut Hanif, seharusnya investasi negara lain, khususnya China, harus disyukuri karena membuka banyak kesempatan kerja baru bagi pekerja lokal.

"Kalau tidak ada investasi dari China justru 28.000 lapangan kerja yang ada di Morowali menjadi tidak ada. Jadi jangan salah paham memahami masalah investasi dan tenaga kerja asing," ujar Hanif.

Dia berharap masyarakat tidak termakan hoaks seluruh pekerja di Morowali yang dipelintir menjadi demo TKA China atau demo menolak TKA China.

"Jangan termakan hoaks, jangan ikut menyebarkan hoaks, dan waspadai adu domba atau propaganda yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Hanif. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI