Suara.com - Sekitar 30 persen pemimpin perusahaan dunia mengaku pesimis kondisi ekonomi 2019 secara global bakal membaik.
Hal tersebut berdasarkan hasil survei tahunan ke-22 yang dirilis PricewaterhouseCoopers (PwC), hampir 30 persen dari 1.300 CEO di seluruh negara yang disurvei meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi global akan menurun dalam 12 bulan ke depan.
Angka ini sangat bertolak belakang dengan lompatan rekor tahun lalu, yakni dari angka 29 persen menjadi 57 persen, terkait optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global.
Meski demikian, 42 persen CEO masih melihat adanya perbaikan prospek ekonomi, walau menurun secara signifikan dari angka 57 persen pada 2018.
Baca Juga: 2020, Mantan CEO Starbucks Akan Maju Jadi Capres
Secara keseluruhan, pandangan CEO terkait pertumbuhan ekonomi global lebih terpolarisasi tahun ini, namun cenderung menurun.
Menurut Global Chairman PwC Bob Moritz, pandangan para CEO tentang perekonomian global mencerminkan prospek ekonomi di negara-negara besar, yang sedang mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi mereka untuk tahun 2019.
“Dengan memanasnya suhu perdagangan dan meningkatnya proteksionisme, cukup beralasan untuk mengatakan bahwa optimisme memudar,” tutur Moritz dilansir melalui CNBC internasional.
Jika melihat regionalnya, kalangan para CEO dari Amerika Utara mencatat pergeseran optimisme paling mencolok menjadi 37 persen dari angka 63 persen pada 2018, disusul Timur Tengah yang turun tajam dari 52 persen menjadi 28 persen.
Amerika Serikat yang selama setahun terakhir terlibat konflik perdagangan sengit dengan China mencatatkan penurunan angka optimisme menjadi 39 persen dari 52 persen. Adapun angka optimisme di China turun dari 40 persen pada 2018 menjadi 35 persen tahun ini.
Baca Juga: Lebih dari 20 Anggota DPRD Bekasi ke Thailand Pakai Duit Suap Meikarta