Suara.com - Menjelang Hari Raya Imlek 2019 yang jatuh pada tanggal 4 Februari, banyak pedagang menjajakan aksesoris tahun baru China itu. Salah satunya pedagang di Pasar Asemka, Jakarta Barat.
Budi (57), pedagang toko Union Jaya, mengakui sengaja mencari peruntungan dari menjual pernak-pernik khusus imlek. Pasalnya, banyak warga etnis Tionghoa yang bakal membeli pernak-pernik.
Mulai dari lampion, amplop angpau, stiker, hingga boneka babi dijajakan. Budi juga mematok harga pernak-pernik tersebut mulai dari Rp 2.500 hingga Rp 50.000.
"Iya ini (sengaja) jual pernak-pernik. Kan mau imlek, jadinya jual pernik-pernik. Kalau natal ya jual pernak-pernik natal. Bisanya orang banyak beli lampion," ujarnya saat ditemui Suara.com, Senin (21/1/2019).
Baca Juga: Pengamat: Debat Tak Berjalan Natural karena Ada Capres Bawa Contekan
Senada dengan Budi, Salah satu pelayan toko Eni (26) juga menyebut tokonya sengaja memanfaatkan momen imlek untuk menjual pernak-pernik.
Ia menuturkan, tokonya sebenarnya menjual pohon hias imitasi. Akan tetapi, menjelang imlek, berubah menjadi toko pernak-pernik imlek.
Eni mengatakan, rata-rata barang pernak-pernik imlek diimpor dari China.
"Ini (pernak-pernik) musiman. Kalau ada momen imlek begitu, kami jual. Sebenarnya saya menjual tanaman hias imitasi. Barangnya juga impor dari China," imbuh Eni.
"Kalau ramai biasanya hari sabtu-minggu, orang libur jadi penuh. Kalau hari biasa ada juga yang beli tapi enggak sebanyak pas libur.”
Baca Juga: Dituduh Eksploitasi Anak, Tyas Mirasih Dilaporkan ke KPAI