Suara.com - Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengklaim, sejumlah badan usaha milik negara mengalami kerugian besar dan terancam bangkrut. Salah satu BUMN yang disebutkan Prabowo adalah PT Pertamina (Persero).
Kerugian besar tersebut dikatakan Prabowo terjadi pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Salah satu perusahaan yang dimaksud adalah PT Pertamina (Persero).
Namun, klaim tersebut dibantah Media Communication Manager Pertamina Arya Dwi Paramita. Ia mengatakan, keuangan PT Pertamina (Persero) masih sehat. Buktinya, sepanjang tahun 2018, Pertamina sukses menjalankan sejumlah aksi korporasi.
Arya membeberkan sejumlah kinerja positif perusahaan sepanjang 2018, yang menunjukkan kondisi perusahaan baik-baik saja.
Baca Juga: Kenalkan Kehidupan Kampus ke Pelajar, Y.A.I Gelar Pentas Seni
Pertama, Pertamina telah mendapatkan sejumlah hak pengelolaan blok migas seperti Mahakam, Rokan, dan blok terminasi lain yang sebelumnya dikelola asing.
"Tahun lalu, Pertamina juga meresmikan pengembangan TBBM Maumere sebagai penopang penyedia BBM di Indonesia timur. Proyek ini diikuti 29 proyek lainnya senilai Rp 20 triliun," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Selain itu, Pertamina terus melanjutkan program BBM Satu Harga ke 124 titik wilayah 3T di Indonesia, dan sejumlah investasi lain seperti digitalisasi SPBU.
Tak ketinggalan, Pertamina terus melanjutkan proses Refinery Development Master Plan (RDMP) yang telah selesai proses tender.
Dengan sejumlah program tersebut yang sudah berjalan pada 2018, lanjutnya, maka bisa terlihat bahwa Pertamina dalam kondisi positif sebagai perusahaan.
Baca Juga: Culik Siswi SMP, Bripda Andre Terancam Dibui 15 Tahun dan Dipecat
“Karena semua program itu bisa berjalan dengan baik tentunya karena diiringi dengan kondisi perusahaan yang juga dalam kondisi baik,” ujarnya.