Krakatau Steel Jawab Pernyataan Prabowo Soal BUMN Rugi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 15 Januari 2019 | 15:30 WIB
Krakatau Steel Jawab Pernyataan Prabowo Soal BUMN Rugi
Prabowo Subianto didampingi Sandiaga Uno menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (14/1). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prabowo Subianto menyebut beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mengalami kerugian besar.

Kerugian besar tersebut dikatakan Prabowo terjadi pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Kerugian besar disebutkan terjadi di beberapa BUMN diantaranya PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

"Pertamina, perusahaan penopang pembangunan Republik Indonesia, sekarang dalam kesulitan. Demikian juga PLN, demikian Krakatau Steel. Jika pun ada BUMN yang untung, untungnya tidak seberapa," kata Prabowo.

Seolah menepis ucapan Prabowo, Krakatau Steel dalam keterangannya menuturkan bahwa kondisi perusahaan saat ini dalam kondisi baik.

Baca Juga: Menguji Kebenaran Ucapan Prabowo Soal Gaji Juru Parkir dan Dokter

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan menjalankan dua proyek strategis tahun ini. Proyek ini bertujuan untuk melakukan ekspansi kapasitas di bagian hilir dan menurunkan biaya produksi di bagian hulu.

Proyek pertama adalah pembangunan Blast Furnace Complex. Pabrik Blast Furnace yang berdiri pada area Blast Furnace Complex PTKS seluas 55 Ha ini merupakan proyek yang dilakukan oleh Konsorsium kontraktor yang terdiri dari MCC CERI dari Cina dan PT Krakatau Engineering (PTKE).

Dengan adanya Blast Furnace Complex, biaya produksi baja akan turun sebesar 50 dolar AS per ton.

Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan, dengan beroperasinya pabrik Blast Furnace di PTKS akan menambah fasilitas iron making atau tahap hulu bertambah.

“Ini merupakan suatu awal dari rangkaian usaha Perseroan untuk meningkatkan daya saing di sektor hulu, dimana Fasilitas Blast Furnace merupakan teknologi berbasis batu bara. Penggunaan batu bara ini juga akan meningkatkan fleksibilitas penggunaan energi serta mengurangi ketergantungan terhadap gas alam yang yang diproyeksikan yang akan terus mengalami kenaikan harga dan keterbatasan," ungkap Silmy.

Baca Juga: Transaksi Seks, Vanessa Angel Dijual 6 Mucikari sampai ke Singapura

Dalam Blast Furnace Complex, juga terdapat Sinter Plant yang memiliki kapasitas 1,7 juta ton per tahun, Hot Metal Treatment Plant dengan kapasitas 1,2 juta ton per tahun, Coke Oven Plant dengan kapasitas 555 ribu ton per tahun.

Sebagai penunjang, terdapat Raw Material Handling (Stockyard) yang mampu menampung 400 ribu ton per tahun.

Proyek lainnya adalah penambahan kapasitas baja lembaran panas melalui pembangunan Hot Strip Mill #2 yang sudah mencapai 90,23% terhitung per November 2018.

Proyek pemasok baja Hot Rolled Coil dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun ini ditargetkan selesai pada April 2019.

Proyek Hot Rolled Coil existing Krakatau Steel bahkan mengalami pencapaian yang baik hingga akhir 2018.

“Rekor volume penjualan HRC berhasil dicapai pada bulan Oktober 2018 yang mencapai 127.005 ton, setelah sebelumnya pada bulan Maret sempat mencapai 120.843 ton. Sementara total volume penjualan produk baja Perseroan selama Januari–September 2018 mencapai 1.595.260 ton, atau naik 14,24% Year-on-Year (YoY) dari 1.396.422 ton selama periode yang sama tahun lalu. Kami juga mencatat rekor produksi HRC tertinggi sebesar 189.702 ton pada November 2018,” ungkap Silmy.

Soal efisiensi, perseroan pun telah melakukan sejumlah langkah perbaikan kinerja operasional di Hot Strip Mill terkait dengan peningkatan produktivitas pabrik serta penghematan konsumsi energi dan bahan consumables seperti konsumsi gas, listrik, dan work roll dengan total penghematan mencapai Rp 593 miliar hingga November 2018.

Selama Januari – September 2018, Krakatau Steel memiliki pangsa pasar Hot Rolled Coil sebanyak 40%, sisanya adalah pangsa produsen domestik lain dan impor.

Dari data di atas dapat diartikan bahwa kerugian Krakatau Steel berkurang di kuartal III tahun 2018.

Terkait kinerja keuangan, perseroan juga mengalami kenaikan pendapatan netto sebesar 22,71% (YoY), dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas meningkat sebesar 50,19% (YoY).

Dari data tersebut menunjukkan bahwa Krakatau Steel telah membaik sehingga dua proyek besar Krakatau Steel tahun ini diyakini mampu memenuhi kebutuhan baja nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI