Kantor Pemerintahan AS Ditutup, Penjualan Produk Columbia Sportswear Turun

Selasa, 15 Januari 2019 | 09:18 WIB
Kantor Pemerintahan AS Ditutup, Penjualan Produk Columbia Sportswear Turun
Logo Columbia Sportswear. (Sumber: Columbia.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan pakaian dan alas kaki outdoor Columbia Sportswear mengeluhkan langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang melakukan penutupan pemerintahan.

Pasalnya, dengan kebijakan tersebut kegiatan di Taman Nasional berkurang dan menyebabkan pembelian peralatan outdoor mengalami penurunan.

Bahkan, CEO Columbia Sportswear Tim Boyle memasang iklan di salah satu koran di Amerika Serikat yang berisi permintaan Taman Nasional di AS dibuka kembali.

"Terus terang itu (iklan) bukan motivasi politik. Ini tentang memungkinkan akses dan melindungi aset yang telah kami investasikan dengan sangat besar," ujar Boyle seperti dilansir CNBC, Selasa (15/1/2019).

Baca Juga: Jual Saham Inter Milan, Erick Thohir Kantongi Dana Segar Rp 2,4 Triliun

Saat ini pemerintahan AS telah ditutup selama 24 hari. Ini merupakan shutdown terpanjang dalam sejarah AS. Dengan shutdown ini, semua anggaran terkunci, termasuk anggaran pemeliharaan taman nasional.

Meski taman nasional belum diperintahkan ditutup, tapi beberapa telah memilih untuk tutup karena kurangnya staf.

Sedangkan beberapa taman nasional lain tetap buka dengan staf yang sedikit, bahkan beberapa ada yang buka tanpa staf. Hasilnya adalah penumpukan sampah diantara masalah lainnya.

Boyle mengatakan Columbia Sportswear menghabiskan 80.000 dolar AS untuk memasang iklan tersebut.

"Kami ingin kedua belah pihak bersatu untuk menyelesaikan masalah ini dan membuka taman lagi. Kami berharap bahwa orang yang ingin pergi ke luar perlu pakaian dan membutuhkan alas kaki untuk menikmati alam bebas dan kami berharap bahwa seiring waktu hal ini pasti akan berdampak," pungkas Boyle.

Baca Juga: Berikut Daftar Rute Penerbangan yang Harga Tiketnya Turun

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI