Suara.com - Penutupan pemerintahan Amerika Serikat telah memasuki hari ke-22 dan menjadi penutupan pemerintahan terlama dalam sejarah Amerika Serikat, memecahkan rekor penutupan pemerintahan pada masa Bill Clinton yang memakan waktu 21 hari.
Penutupan pemerintah pusat kali ini terkait dengan belum disetujuinya tuntutan Presiden Donald Trump yang ingin meminta pendanaan 5,7 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 80,2 triliun dari pemerintah AS guna membiayai pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko.
Dilansir dari AFP, akibat penutupan tersebut, tercatat 800 ribu pegawai pemerintahan AS menganggur.
Untuk mengisi kegiatan para pegawai negeri AS yang cuti tetapi tidak dibayar sejak ditutupnya pemerintahan AS, Universitas di Amerika memberi kesempatan kepada mereka untuk mengasah kreatifitas mereka dengan berbagi ilmu.
Baca Juga: Sudirman Said Sebut Relawan Prabowo Dipaksa Pakai Kaos Paslon 01
“Istri saya sangat senang bisa mengeluarkan saya dari rumah,” gurau Adam Santo, seorang pejabat senior di Kementerian Perdagangan AS, seperti dikutip AFP.
Matthew Garlip, salah satu pegawai Kementerian Keuangan AS yang bermukim di Washington, mengungkapkan kelas yang ditawarkan Universitas di Amerika dapat mengisi waktu luangnya.
“Inti dari saya berada di sini adalah untuk mengisi waktu luang. Kelas ini menjadi kesempatan baik untuk belajar. Akan tetapi, sebenarnya saya ingin sekali kembali bekerja,” katanya.
Terkait dengan penutupan pemerintahan ini, kelompok Demokrat menyebut usulan Donald Trump sebagai sesuatu yang tidak bermoral dan membuang anggaran.
Geram dengan pernyataan tersebut, Donald Trump pun membiarkan pemerintahan tutup hingga Demokrat bersedia menyetujui usulannya.
Baca Juga: Dipaksa Layani 8 Lelaki Seharian, Kemaluan Gadis 14 Tahun Bengkak
“Mereka (Demokrat) yang menahannya. Butuh 15 menit untuk menyelesaikan transaksi dan semua orang bisa kembali bekerja," kata Trump dalam wawancara melalui telepon, dilansir dari laman Reuters Minggu (13/1/2019).