Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahun 2018 sebesar 3,13 persen. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penyumbang terbesar inflasi 2018 pada pengeluaran bahan bakar, terutama bahan bakar non subsidi seperti pertamax.
"Penyebab utamanya adalah kenaikan bensin ya, andil inflasinya 0,26 persen bukan yang subsidi tetapi bensin umum ada kenaikan karena kenaikan harga minyak. Kemudian beras kontribusi 0,13 persen ini lebih rendah dibanding 2017," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Menurut Suhariyanto, penyebab inflasi tahun 2018 berbeda dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017, inflasi digerakkan oleh harga-harga yang diatur pemerintah atau administred price.
Sedangkan, pada 2018 lebih disebabkan inflasi inti seperti harga komoditi internasional.
"2017 penyebab utamanya tarif listrik awal tahun itu ada kenaikan tarif dasar listrik beberapa bulan," tutur dia.
Suhariyanto pun berharap, pemerintah bisa menstabilkan kembali harga-harga di tahun 2019. Sehingga, inflasi 2019 bisa di bawah target.
"Kita harap 2019 inflasi stabil dan gak pengaruhi. Untuk jadi introspeksi supaya kita bisa siap dari apa yang terjadi untuk 2018 apa yang bagus 2018 dan perlu dibenahi," pungkas dia.