Suara.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memperkirakan total kerugian dari bencana tsunami mencapai miliaran rupiah.
Ketua PHRI Banten Achmad Sari Alam mengatakan, kerugiannya ditaksir mencapai Rp 10 miliar dari sebanyak sembilan hotel yang rusak akibat terjangan tsunami tersebut.
Achmad menuturkan, dari sembilan hotel tersebut sebanyak 500-600 kamar mengalami kerusakan.
"Kalau kerugian kita belum bisa hitung pastinya, tapi sekitar segitu (Rp 10 miliar)," ujar Achmad saat dihubungi Suara.com, Senin (24/12/2018).
Menurut Achmad, kerugian ini juga disumbang dari pembatalan pesanan hotel oleh masyarakat. Dia menuturkan, 40 persen dari total kamar yang dipesan dibatalkan oleh masyarakat.
"Ini pasti rugi, Kalau kita misalnya ada seperempat dari total jumlah kamar, itu sekitar 750 kamar kalau dikalikan Rp 1 juta rata-rata itu bisa dihitung (kerugiaan), itu sehari, lalu kalau dikalikan 2-3 hari itu kan untuk akhir tahun," tuturnya.
Achmad pun mengaku, dengan adanya bencana ini pendapatan pemilik hotel juga akan berkurang. Selain itu, tambah dia, minat pemesanan hotel juga akan turun.
"Setidaknya, 10-15 persen pemesanan hotel akan turun pada akhir tahun ini. Pendapatan kita juga turun," pungkas dia.
Sebelumnya, pada Sabtu (22/12/2018) malam daerah Banten dan Lampung diterjang tsunami akibat erupsi anak gunung krakatau.
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga (24/12/2018) pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi.