Inspirasi Dionesia, Mendulang Keuntungan dari Bisnis Tas Branded Bekas

Jum'at, 07 Desember 2018 | 16:08 WIB
Inspirasi Dionesia, Mendulang Keuntungan dari Bisnis Tas Branded Bekas
Dionesia Sebayang, penjual tas branded baik bekas atau preloved yang berhasil meraup untung dari penjualan tasnya. (Suara.com/Dian Kusumo Hapsari)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Baru atau bekas nggak masalah, yang penting style kan. Makin lama makin banyak yang pesan, akhirnya saya trip aja ke Eropa, Prancis, Paris begitu-begitu sekalian beli untuk dijual lagi di sini. Saya juga sudah mulai merambah ke tas-tas branded second (bekas) untuk dijual lagi," ujar dia.

Menurut Donna, tas branded bekas banyak diminati kalangan wanita di Indonesia. Dia menceritakan, tas yang biasanya diburu kaum hawa ini yang memiliki model classic dengan merk Channel, Hermes dan Luis Vuitton.

“Karena harganya itu ngga pernah jatuh. Malah selalu naik, apalagi kalau model lama, tambah mahal. Contoh kayak tas Channel tahun 2000 begitu ya, harga jualnya bisa mahal itu, misal dulu beli Rp 30 juta, sekarang bisa diatas itu karena kan klasik, semakin lama modelnya semakin mahal,” katanya.

“Misalnya ya, 12 persen itu Channel dalam setahun, kalau Hermes lebih banyak 14 persen per tahun kan lumayan kan. Kenapa bisa begitu, karena mereka nggak pernah kasih diskon, lalu modelnya harus yang klasik baru harganya terus naik. Selain itu kan persediaan terbatas, tapi permintaan banyak dan kita bermain di situ kalau investasi tas,” tambahnya.

Baca Juga: Pernah Terpuruk, Citra Kresna Cetar di Bisnis Tas Branded

Donna mengatakan dalam menjual tas ini, sebagai perempuan ia merasa sangat senang. Pasalnya, ia bisa menggunakan tas itu setiap hari dan ketika bosan ia bisa menjual dan tetap mendapatkan untung.

"Jadi pas beli saya senang karena bisa pakai untuk menunjang penampilan. Saat dijual juga senang karena dapat untung juga. Banyak teman-teman saya begitu juga, aduh Don lagi butuh uang bantu jualin dong. Pasti begitu karena tas branded ini investasi kayak logan mulia aja, harga bisa naik setiap tahunnya, memang nggak besar tapi lumayan kan kalau naik terus," ujarnya.

Untuk mendapatkan stok tas, dalam setahun Donna bisa pergi beberapa kali ke luar negeri. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan.

“Uh saya berburu itu hunting ke beberapa negara. Ada juga saya bawa dari Italia, nanti yang beli di Indonesia orang Italia dibawa lagi sama dia ke sana. Ini kan menguntungkan sekali, memang tas-tas branded sekarang lagi banyak incaran. Bukan hanya orang tua ya, anak muda malah sekarang yang mendominasi,” katanya.

Baca Juga: Di Sidang Korupsi Perdana, Bupati Rita Cerita Bisnis Tas Mahal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI