Suara.com - Para pemilik bengkel mobil menyebut faktor ekonomi sekarang mempengaruhi masyarakat ke bengkel. Menurut para pemilik bengkel ada tahun ini ekonomi sedang sulit.
Salah satu pemilik bengkel mobil, Mulyadi (48) menjelaskan, hal itu tercermin dari tren masyarakat ke bengkel mobil yang menurun. Penurunan ini sudah terjadi pada sejak 2 tahun lalu hingga sekarang. Meski begitu, Mulyadi tidak menyebutkan berapa penurunan tersebut.
"Sekarang ini (orang ke bengkel) itu trennya drop," ujar Mulyadi saat ditemui di Suara.com dibengkelnya di Sekitar Jalan Pondok Gede Raya, Jakarta Timur, Kamis (6/12/2018).
Mulyadi menuturkan, hal tersebut juga terjadi akibat Dolar AS yang meningkat terhadap rupiah. Sehingga hal ini yang membuat harga onderdil atau spare part menjadi naik.
Baca Juga: Pemilik Bengkel Raup Untung dari Berkah Natal dan Tahun Baru
Dengan begitu, pelanggan juga bertahan untuk tidak mengganti spart part saat melakukan servis berkala.
"Mungkin faktor ekonomi pertama. Kedua dolar AS, jadi harga spare part naik. Sehingga orang kalau ada spare partnya yang masih bisa dipakai yaudah enggak ke sini," terang dia.
Namun demikian, Mulyadi mengaku bisnisnya tetap berjalan di tengah keadaan ekonomi saat ini. Selain itu, bisnis bengkel juga masih menghasilkan keuntungan, meskipun tidak begitu besar.
"Bisnis tetap jalan kok sampai saat ini," pungkas dia.
Baca Juga: Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Bengkel Mulai Ramai Didatangi Pelanggan