Suara.com - Perkembangan zaman dan teknologi yang melaju dengan cepat saat ini bagi sebagian orang memiliki dampak yang positif. Hal tersebut lantaran menjadikan semuanya menjadi lebih mudah.
Namun, bagi sebagian orang kemajuan tersebut memberikan dampak negatif. Khususnya kepada para pedagang offline.
Bisnis online sekarang tengah jadi primadona di kalangan masyarakat di seluruh dunia. Hal ini terlihat dari maraknya toko online yang bermunculan dari yang kecil perorangan hingga perusahan korporasi besar yang professional.
Fakta ini semakin memojokkan bisnis offline atau konvensional yang telah lama menjadi keseharian dari rakyat Indonesia.
Seperti yang dirasakan Asep pedagang yang menjual berbagai pernak-pernik seperti kacamata, sandal, tas anak-anak di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Asep mengaku sangat merasakan penurunan penjualan lantaran e-commerce yang mulai menjamur.
“Penurunan ada ya pasti, sekarang orang lebih senang belanja online. Penurunannya hampir 60 persenan lah,” kata Asep saat berbincang dengan Suara.com.
Asep mengaku penurunan tersebut bukan hanya dirasakan ia saja, melainkan seluruh toko yang ada di kawasan Pasar Baru. Asep mengungkapkan, sejak menjamurnya toko online, kawasan Pasar Baru menjadi sepi pengunjung.
Benar saja, ketika Suara.com berjalan dari gerbang pintu masuk kawasan Pasar Baru hingga ke kawasan Metro dan Harco tidak banyak pengunjung yang berlaku lalang.
“Tadi mba lewat sini gimana, nggak padat kan. Padahal jaman dulu mah disini nggak kenal sepi, banyak yang pada belanja, sekarang online semua. Mau hari kerja atau libur same aje penuh,” ujarnya.
Asep mengungkapkan, penurunan penjualan diakuinya mulai terasa sejak tahun lalu. Penyebabnya disinyalir penetrasi dari penjualan elektronik melalui online.