Suara.com - Tak berlebihan jika menyebut seorang guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Karena mereka telah mengajar serta mendedikasikan hidupnya untuk dunia pendidikan tanpa pamrih dan tanpa kenal lelah.
Dan sudah sepantasnya pula, mereka diberi apresiasi serta kemudahan fasilitas untuk kehidupan ekonomi mereka yang lebih baik lagi. Untuk itu kehadiran sebuah koperasi khusus untuk para guru menjadi jawaban yang tepat.
Seperti di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Guru-Guru Banjar Utara. Koperasi yang terletak di Jalan Awang Bahagia No. 5 Banjarmasin ini, beranggotakan para guru PNS maupun pensiunan guru PNS yang bisa memanfaatkan pinjaman dana untuk modal usaha mereka.
Tentu manfaatnya banyak sekali, dalam hal ini sangat membantu menyejahterakan kehidupan mereka.
Baca Juga: LPDB-KUMKM Perkuat Modal KSU Jatirogo
Dalam perjalanannya, KPN yang sejatinya telah hadir sejak tahun 1972 silam ini sempat mengalami hambatan hingga mengalami kerugian. Terjadi penurunan jumlah anggota yang tadinya berjumlah 300-an peserta hanya tinggal 45 peserta.
Kemudian di bawah manajemen pengurus yang baru, koperasi ini berhasil bangkit kembali. Tepatnya pada tahun 1987, KPN Guru Banjar Utara kembali bergairah, mulai menata kembali, hingga pada akhirnya berhasil terkumpul peserta berjumlah 670 orang dengan nilai omset dan aset yang juga membanggakan.
“Awalnya saya terpilih sebagai pengurus dalam hal ini bendahara sekitar tahun 1986. Dari situ saya bangkitkan kembali koperasi ini. Saya dan pengurus sepakat bekerja keras dengan semangat gotong royong. Alhamdulillah, pelan-pelan anggota bertambah, omset dan aset kita juga meningkat,” ungkap Ketua Pengurus KPN Guru Banjar Utara, Sumarno DS, saat disambangi di kantornya, Rabu (18/7/2018).
Selain semangat gotong royong, Sumarno juga tak menampik jika keberhasilannya kembali membangun koperasi ini karena adanya bantuan dari pihak ketiga, seperti bantuan dana dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM). Sumarno memaparkan, KPN mulai mengenal dan bermitra dengan LPDB, tepatnya pada 2013.
Sebelumnya sekitar tahun 2004, KPN pernah mendapat pinjaman dana dari perbankan namun ia merasa berat akan bunganya yang cukup tinggi.
Baca Juga: Syukestex, Mitra LPDB yang Mampu Jelajahi Pasar Ekspor Batik
“Nah alhamdulillah, kami mendengar ada istilah LPDB, kemudian kami telusuri, dan akhirnya kami lebih tertarik bermitra dengan LPDB karena menawarkan bunga yang sangat rendah. Sesuai arahan LPDB, dana yang cair sebesar Rp500 juta rupiah ini, kami berdayakan untuk kesejahteraan anggota-anggota kami, bukan untuk sesuatu yang konsumtif. Ada beberapa nasabah setia kami yang merasa betul manfaat dana LPDB ini dan sangat membantu mereka dalam berdagang,” terang Sumarno.
Salah seorang diantaranya adalah Hj. Hasanah. Ia merupakan pelanggan setia KPN Guru Banjar Utara yang merasakan betul manfaat dana tersebut.
Menjadi anggota koperasi sejak 30 tahun lalu, pensiunan guru ini, sering sekali memanfaatkan dana koperasi untuk kebutuhan usahanya. Segala bisnis ia coba, mulai dari berjualan beras, tambak ikan, berjualan baju hingga jual beli rumah. Dan dari keuntungan usahanya itu, ia bahkan bisa menunaikan ibadah haji.
“Alhamdulillah, kita sebagai anggota koperasi selalu diberi kemudahan. Jadi kita sering pinjam untuk modal usaha, dan ini sangat membantu,” kata Hj. Hasanah.
Selain sangat membantu dalam hal penyediaan dana modal usaha, koperasi yang berbadan hukum 1107/BH/IX tanggal 27 Mei 1972 ini, juga memberikan fasilitas dan kemudahan lain bagi para anggotanya. Antara lain, fasilitas untuk umroh ke tanah suci atau plesiran ke luar kota maupun luar negeri.
“Jadi setiap tahun kita fasilitasi kawan-kawan yang mau umrah atau yang mau jalan jalan, ke mana saja, bukan hanya di Indonesia tapi sampai ke luar negeri. Jadi mereka tinggal berangkat saja. Setelah itu baru dihitung berapa, pembayarannya pun mudah, bisa diangsur. Jadi sangat memudahkan mereka,” ujar Sumarno.
Ya, berkat semangat gotong royong, pengelolaan dana yang baik, serta bantuan dari LPDB-KUMKM, Sumarno berhasil membangkitkan kembali koperasi yang pernah terpuruk ini. Koperasi ini kini bahkan berhasil meraih omset hampir Rp 8 miliar sampai dengan 2018, dengan beberapa aset yang juga dimilikinya, antara lain, ruko yang kini ditempati sebagai kantor koperasi, serta dua kavling tanah yang satunya dimanfaatkan untuk lahan parkir.
Di samping itu, KPN juga memiliki aset dua unit bus besar yang dipergunakan untuk usaha penyewaan bus wisata. Sumarno memaparkan, untuk menopang transaksi simpan pinjam sebagai bisnis utama koperasi ini, ia melebarkan sayap dengan mencoba usaha baru, menawarkan jasa penyewaan bis wisata yang baru dijalaninya sejak 2016. Meski baru, penyewaan bis tersebut sudah berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan.
Mengakhiri pembicaraan, Sumarno berharap LPDB-KUMKM bisa terus membantu usaha kecil dan mikro, termasuk koperasi agar bisa terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
“Karena terasa betul dampaknya, ini sangat membantu kami. Memang saat itu kita mencari dana ke mana-mana, karena jika modalnya nanggung kan, tidak bisa berjalan dengan baik. Nah, dengan adanya LPDB ini, kita bagi proporsional sehingga mereka usahanya berjalan dengan baik. Alhamdulillah, dengan adanya bantuan dari LPDB ini kegiatan koperasi bisa berjalan lebih bagus, lebih cepat dan animo anggota juga lebih baik. Mudah mudahan LPDB bisa memberikan pinjaman lagi kepada kami sehingga kami bisa lebih eksis lagi," katanya.