Survei Ungkap Keinginan Pelaku Bisnis di Indonesia

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 04 Desember 2018 | 08:15 WIB
Survei Ungkap Keinginan Pelaku Bisnis di Indonesia
Ilustrasi suasana lokasi proyek Light Rail Transit (LRT) Cawang-Dukuh Atas di Jalan Rasuna Said, Jakarta. [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para pelaku bisnis di Indonesia mengharapkan pembangunan infrastruktur terus menjadi prioritas pembangunan. Sebanyak 58 persen dari pelaku bisnis itu mengharapkan pembangunan infrastruktur lokal benar-benar direalisasikan.

Hal ini berdasarkan survei Grant Thornton International Business Report (IBR) di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang dirilis per kuartal. Di laporan tersebut, Grant Thornton menyelami faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong tingginya optimisme bisnis.

Grant Thornton menemukan fakta bahwa infrastruktur muncul sebagai peluang utama bagi kebanyakan pelaku bisnis di ASEAN.

Menurut IBR per kuartal IV 2018, sebanyak 42 persen dari pelaku bisnis di kawasan ASEAN meyakini, infrastruktur mendorong prospek pertumbuhan bisnis di kawasan, serta mendukung terciptanya sarana untuk meningkatkan kesejahteraan.

Baca Juga: Komisi V: Minsel Layak Jadi Proyek Percontohan Infrastruktur

Keyakinan ini didorong pesatnya urbanisasi, terutama untuk mendukung kebutuhn transportasi dan pergerakan barang. Pertumbuhan populasi rata-rata di berbagai negara di ASEAN periode 20152020 tercatat lebih dari 1 persen. Namun, di perkotaan pertumbuhan tersebut diperkirakan lebih besar; lebih dari dua kali lipat.

Kurniawan Tjoetiar, Partner-Business Advisory/Legal Services Grant Thornton Indonesia, mengungkapkan 58 persen dari total responden (para pelaku bisnis di Indonesia), mengharapkan pembangunan infrastruktur lokal benar-benar direalisasikan.

Lain lagi dengan di Filipina, hasilnya hanya 48 persen dari responden. Di Indonesia lebih besar akibat kebijakan
pemerintah Presiden Joko Widodo yang pada 2016 menguraikan agenda pembangunan yang mana 327 miliar dolar AS akan dialokasikan untuk mengembangkan berbagai proyek prasarana atau infrastruktur termasuk jalan, bandar udara, dan jaringan kereta api.

"Keinginan tinggi untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia mencerminkan kebijakan pemerintah. Dana signifikan dialokasikan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, dan para pelaku bisnis sangat menantikan berbagai peluang dari infrastruktur yang bertambah baik," ujar Kurniawan di Jakarta, melalui keterangan resminya.

Secara umum, survei Grant Thornton ini menyatakan, pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik pesat, yang didorong kinerja berbagai negara di ASEAN. Negara-negara ini memiliki prospek pertumbuhan lebih dari 5 persen hingga 2022.

Baca Juga: Candaan Jokowi, Pembangunan Infrastruktur Disiapkan untuk Pemilu

Optimisme di kalangan pelaku bisnis di ASEAN juga mencapai level baru, yakni 64 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata optimisme di Asia Pasifik yang berada di level 55 persen dan Global di 54 persen.

Meski optimisme bisnis terhitung tinggi, di saat sama ada kekhawatiran terhadap perubahan iklim, serta dampak bencana alam yang belakangan ini juga dianggap sebagai ancaman nyata, selain ancaman konflik antarwilayah.

Namun, para pelaku bisnis tetap meyakini kerja sama antarwilayah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mampu
mengatasi berbagai risiko yang disebabkan faktor lingkungan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI