Suara.com - Harga minyak mentah dunia langsung naik pada perdagangan Senin (3/12/2018) setelah konflik perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina mereda. Harga minyak ini juga disebutkan telah sebelum pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Seperti dilansir dari Reuters, Harga minyak US crude futures West Texas Intermediate (WTI) berada di harga 52,60 dolar AS per barel naik 1,67 dolar AS per barel, atau 3,2 persen dari penutupan.
Sedangkan, minyak mentah Brent berjangka internasional naik 1,55 dolar AS per barel, atau 2,6 persen, di 61,01 dolar AS per barel.
Dalam pertemuan G20 ekonomi di Argentina, Cina dan Amerika Serikat sepakat untuk tidak memberlakukan tarif perdagangan tambahan selama 90 hari. Kedua negara juga akan kembali merundingkan masalah perang dagang.
Baca Juga: Informa Buka Konsep Custom Furniture di Pekanbaru
Minyak mentah memang belum termasuk dalam daftar ratusan produk yang mengalami kenaikan tarif impor. Akan tetapi, para pedagang mengatakan sentimen positif gencatan senjata antara dua ekonomi terbesar dunia itu juga mendorong pasar minyak mentah.
"Tanggapan G-20 lebih positif dari yang diperkirakan," kata Kepala perdagangan untuk Asia Pasifik di broker berjangka Oanda di Singapura, Stephen Innes.
Ke depan, Stephen Innes mengatakan, hal ini bisa menjadi minggu yang penting untuk pasar minyak karena adanya pertemuan OPEC pada 6 Desember. Pada pertemuan itu, kelompok produsen, serta anggota non-OPEC seperti Rusia, diperkirakan akan mengumumkan pemotongan pasokan yang ditujukan untuk menaikkan harga minyak.
Tidak ada pengumuman resmi mengenai pemotongan pasokan yang belum dilakukan, akan tetapi sebagian besar analis memperkirakan pengurangan 1 - 1,4 juta barel per hari (bpd) versus tingkat Oktober, merupakan yang tertinggi oleh OPEC sebagai sebuah kelompok sejak Desember 2016.
Sementara itu, produsen minyak di Amerika Serikat terus menghasilkan jumlah minyak, dengan produksi minyak mentah lebih dari 11,5 juta barel per hari.