Suara.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menyatakan siapapun Presiden yang terpilih akan tetap menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan tarif listrik PLN akan naik tahun depan.
Namun, masing-masing calon akan menaikkan harga BBM maupun tarif listrik dengan momentum yang berbeda.
Faisal Basri menuturkan, untuk calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo akan menaikkan harga BBM dan tarif listrik lebih cepat.
"Tinggal penyesuaian harganya, jika pasangan nomor 1 yang menang kenaikan BBM dan tarif PLN akan cepat sekitar Mei atau Juni. Supaya nanti setelah dilantik second round sudah bersih dari PR-PR yang ditinggalkan sendiri," ujar Faisal Basri dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Sementara, untuk calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto akan lebih lama dalam menaikkan harga BBM dan tarif PLN. Meski begitu, Prabowo akan tetap menaikkan harga BBM dan tarif listrik PLN.
"Kalau prabowo penyesuaian cenderung di akhir tahun, meter of Times saja. Kalau di Pak Prabowo ada Dradjad ekonom handal, pertama yang akan dia rekomendasikan ya itu rasionalisasikan harga," tutur dia.
Maka dari itu, Faisal memperkirakan, inflasi pada tahun depan lebih tinggi dibandingkan perkirakan banyak lembaga. Dia memperkirakan inflasi tahun depan bisa capai 5 persen.
"Saya perkirakan inflasi tahun depan 5 persenan, karena konsumsi BBM dan PLN," pungkas dia.