Darmin Sebut Transaksi Berjalan Defisit Sejak Orde Baru

Rabu, 28 November 2018 | 14:46 WIB
Darmin Sebut Transaksi Berjalan Defisit Sejak Orde Baru
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution. [Dok Kemenko Perekonomian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, kondisi defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) menjadi kelemahan Indonesia. Padahal, menurut dia, fundamental perekonomian domestik dalam kondisi yang baik.

Kondisi defisit ini, didorong neraca perdagangan yang juga defisit. Di mana pertumbuhan impor jauh melampaui pertumbuhan ekspor.

“Jadi kita tahu sebenarnya penyebab ekonomi kita melambat itu apa, mulai awal tahun penyeimbangnya yakni neraca modal dan finansial ikut tergerus,” ujar Darmin di Hotel Rafles, Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018).

Menurut Darmin, defisit transaksi berjalan memang selalu defisit sejak Orde Baru. Namun, itu menjadi masalah saat neraca modal dan finansial mengalami tekanan.

"Transaksi berjalan kita praktis tidak pernah surplus sejak zaman Orde Baru," kata dia.

Lebih lanjut, Darmin mengungkapkan, ekonomi RI saat ini juga memiliki kelemahan lain yaitu Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang tidak kembali ke Tanah Air.

“Kelemahan lain, ekonomi kita, valuta asing (valas) yang masuk dari ekspor tidak semuanya masuk," ujarnya.

Sementara itu, valuta asing hasil ekspor banyak yang tidak masuk ke dalam bank devisa Indonesia. Menurut dia, hingga kini baru 85 persen hasil ekspor yang masuk ke dalam negeri namun valuta asing tersebut banyak yang tidak ditukar ke rupiah.

"Dari 85 persen yang masuk hanya 6 bulan yang sama ditukarkan ke rupiah paling-paling sekitar 15 persen," ujarnya.

Oleh sebab itu, meski indikator-indikator lainnya membaik tetapi CAD yang melebar membuat nilai tukar rupiah terus terpuruk. Belum lagi tekanan dari negara-negara global lainnya yang relatif tinggi.

"Seandainya ekspor cukup baik tumbuhnya dengan impor dan CAD itu tidak memburuk maka tekanan kepada kita sama saja dengan negara sekitar. Tapi karena lambat ekspornya maka tekanan lebih berat di banding Malaysia dan Thailand tapi relatif sama dengan Filipina dan India," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI