Suara.com - Kementerian Perhubungan RI berencana menggilir pelaksaaan pembangunan proyek di Jalan tol Jakarta-Cikampek. Hal ini untuk mengurangi kemacetan di jalan tol tersebut.
Untuk diketahui, terdapat tiga proyek yang di jalan tol tersebut, yakni pembangunan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek, Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, dan LRT Jabodebek.
Namun apakah langkah tersebut bisa mengurangi kemacetan di jalan tol Japek?
Menurut Direktur Utama Jasa Marga Desi Ariyani, kemacetan di jalan tol Japek bukan karena adanya pengerjaan proyek di jalan tol tersebut. Akan tetapi, juga banyak faktor lain.
Baca Juga: ABK KM Multi Prima yang Hilang Mungkin Terdampar di Pulau Sedapur
Meski begitu, dia enggan menyebutkan penyebab lain dari kemacetan di jalan tol Japek.
"Kemacetan bukan hanya kontribusi proyek. Ada juga kontribusi hambatan-hambatan. Dalam satu hari di Japek ada 47 hambatan. Tapi kalau hambatan otomatis ya harusnya lebih lancar," ujar Desi saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (26/11/2018).
Namun demikian, tutur Desi, Jalan Tol Japek memang sudah sangat padat. Hal itu tersebut, lanjut dia, bisa dilihat dari volume kendaraan yang dibagi kapasitas sudah terlalu tinggi.
"Makanya, kita bangun elevated. Pak Menhub ada juga aturan tambah seperti ganjil genap ditambah. Truk besar tak bisa lewat lajur 3-4," tutur dia.
Desi menegaskan, proyek yang ada di jalan tol tetap akan berjalan. Hanya saja, tambah dia, pengerjaan proyek tersebut tidak dilakukan bersamaan di suatu titik dan waktu yang berbarengan.
Baca Juga: Usai Ditahan Imbang Perseru, Dua Penggawa Persib Cedera
"Jangan ada proyek yang jalan dalam satu waktu dan satu lokasi. Jadi diatur. Kita koordinasi intensif. Koordinasi supaya dalam satu waktu, satu titik semua kerja di situ," pungkas dia.