Indonesia Incorporated, Menlu Panggil Menpar 'Wonderful Yahya'

Sabtu, 24 November 2018 | 12:00 WIB
Indonesia Incorporated, Menlu Panggil Menpar 'Wonderful Yahya'
Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi. (Dok; Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Semangat Indonesia Incorporated kembali ditunjukkan bagi pariwisata Indonesia lewat Wonderful Indonesia Gastronomy Forum 2018. Sebanyak 100 restoran diaspora di luar bersinergi dengan Kementerian Pariwisata untuk mengangkat kuliner Indonesia dikancah dunia.

Acara tersebut dilakukan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (22/11/2018). Gala dinner Wonderul WI Diaspora Restaurant pun digelar begitu hangat.

Hadirnya Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, semakin menunjukkan semangat Indonesia Incorporated. Dalam sambutannya, Menlu Retno mendukung program co-branding 100 restoran diaspora yang diluncurkan Kemenpar itu.

Menlu Retno mengatakan, sebagai mantan Duta Besar Indonesia di Belanda, ia paham betul kekuatan kuliner dalam diplomasi. Peranannya sangat penting membawa nama Indonesia ke kancah dunia. Untuk itu menlu pun sangat mengapresiasi dukungan besar yang diberikan oleh Menpar Arief Yahya terhadap perkembangan dunia kuliner Indonesia.

Baca Juga: SMSI - Kemenpar Sebarkan Kesadaran Jurnalisme Ramah Pariwisata

"Saya selalu panggil Pak Menpar itu dengan panggilan Mas Wonderful Yahya," ujar Menlu Retno sambil tersenyum, disambut tawa oleh 100 pemilik retoran diaspora serta tamu undangan yang hadir.

Menlu mengatakan, Indonesia harus memperhatikan identitas makanan yang dipresentasikan. Serta harus mencoba mempresentasikan makanan tersebut dalam bentuk yang menarik. Yang tidak kalah penting yakni marketing.

Makanan yang dipromosikan harus punya cerita menarik dibaliknya. Dengan dukungan penuh dari Kemenpr maka diplomasi kuliner Indonesia akan semakin cepat mendunia.

"Selain daya tarik wisata berupa alam dan budaya, kuliner memiliki peran penting untuk mendatangkan wisman ke Indonesia. Komitmen penuh dari Pak Wonderful Yahya akan akan memberikan sinergi positif bagi kerjasama ini," pungkasnya.

Ucapan Menlu Retno memang tak terbantahkan. Dengan kerja sama ini akan memberikan dampak signifikan bukan saja bagi Wondeful Indonesia tetapi juga para industri yang tergabung didalamnya.

Baca Juga: Promo Indonesia, Kemenpar Branding Bus Double Decker Australia

Dan itu mendapat pengakuan penuh dari dunia internasional. Pada 2016, Indonesia meraih 46 award di 22 negara. Penghargaan terus berlanjut ditahun berikutnya. Hingga, meraih The Best Ministry Of Tourism atau Best National Tourism Organization versi TTG Travel Awards 2018. Begitu juga Indeks daya saing Pariwisata Indonesia melesat jauh dibawah komando Menpar Arief Yahya. Dari peringkat 70 dunia di tahun 2013, meroket ke posisi 42 besar di 2017.

Bahkan Media asal Inggris The Telegraph, telah menetapkan Indonesia sebagai “Top-20 Fastest Growing Tourism Industry in the World”. Kunjungan Wisman ke Indonesia tumbuh 22 persen, 3 kali lipat dibanding rata-rata pertumbuhan dunia (6 persen), dan regional Asia Tenggara (7 persen). Pada 2017, wisman yang berkunjung sebanyak 14,04 juta orang. Torehan ini naik 21,88 persen dari tahun 2016 yang berada dikisaran 11,52 juta wisman.

Menteri Pariwisata menyambut baik dukungan dari seluruh pihak dalam mengangkat kuliner Indonesia ke kancah global. Strategi ini berhasil diterapkan oleh Thailand. Thailand mulai secara sistematis melakukan diplomasi kuliner pada saat pemerintahan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Tujuannya sangat ambisius yaitu mendongkrak jumlah resto Thailand di luar negeri dengan meluncurkan program “The Kitchen of the World”.

Program ini, mendorong pembukaan resto Thailand baru di seluruh dunia, dari sekitar 6.900 pada tahun 2003 menjadi 20.000 pada tahun 2008. Naik signifikan sekitar empat kali lipat.

Dana yang digelontorkan pun sangat besar. Pada tahun 2004 misalnya, Pemerintah Thailand mengalokasikan anggaran 500 juta bath (sekitar US$12,5 juta) untuk mendukung program ini. Pemerintah Thailand juga mendorong standarisasi dan kontrol kualitas. Caranya, dengan memberikan label “The Select” untuk mengkualifikasi resto Thailand yang ada di luar negeri.

"Saya meyakini bahwa negara harus mengambil peran ini dalam rangka mendorong diplomasi kuliner. Namun karena anggaran terbatas, maka kita harus mencari jalan lain yang lebih smart dan efisien, yaitu dengan melakukan co-branding dengan restoran Indonesia yang selama ini sudah eksis di luar negeri," paparnya.

Menpar menyakini langkah ini akan sangat efektif. Karena resto-resto ini sudah memiliki traffic pengunjung yang cukup tinggi. Dengan program co-branding ini para resto ini menjadi “etalase” bagi pariwisata Indonesia yang sangat efektif.

"Kita bisa menenpatkan brosur, poster, video dan beragam konten promosi destinasi wisata yang sedang kita kembangkan. Kita juga bisa melakukan brand activation (misalnya: pertunjukkan kesenian Indonesia) atau customer reward (misalnya: berhadiah liburan ke 10 destinasi Bali Baru) secara reguler. Saya meyakini resto-resto Indonesia di luar negeri ini akan menjadi channel diplomasi kuliner yang sangat ampuh untuk mempromosikan Indonesia di luar negeri. Salam Pesona Indonesia!" pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI