Suara.com - Manajer Informasi Badan Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Dwi Windyarto mengakui jumlah pengunjung TMII mengalami penurunan sejak penempelan stiker tunggak pajak di 3 wahana TMII. Pasalnya, banyak pengunjung yang mengira TMII ditutup pasca penempelan stiker.
Dwi mengatakan, banyak pengunjung yang mempertanyakan alasan pemasangan stiker penunggakan pajak. Tak sedikit pula para pengunjung yang terkecoh mengira TMII tutup lantaran disegel.
"Ada pengaruhnya dari pemasangan itu, penurunan pengunjung signifikan tidak, tapi dari daerah banyak yang menanyakan dikira TMII tutup," kata Dwi saat dihubungi Suara.com, Kamis (15/11/2018).
Dwi menjelaskan, pemasangan stiker penunggakan pajak juga merusak citra TMII. Padahal, TMII merupakan aset milik negara dan sering menjadi destinasi wisata dari mancanegara.
"Kemarin Asian Games juga torch relay disini, ada salah satu pertandingan di TMII, dan Asian Para Games juga disini. Disini kan bawa nama dunia," ungkap Dwi.
Meskipun ketiga wahana dipasang stiker, Dwi memastikan operasional ketiga wahana itu tetap berjalan seperti biasa. Sehingga, para pengunjung tak perlu khawatir TMII tutup akibat adanya pemasangan stiker.
"Iya, jadi tetap beroperasi seperti biasa. Tidak ada perubahan apapun," tutup Dwi.
Untuk diketahui, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menunggak pajak hingga Rp 1,93 miliar. Pada 24 Oktober lalu Pemkot Jakarta Timur menempelkan stiker penunggakan pajak di 3 wahana TMII.
Ketiga wahana itu adalah Snowbay dengan total tunggakan pajak senilai Rp 871 juta, Kereta Skylift senilai Rp 168 juta dan Desa Wisata senilai Rp 74 juta.
Selain ketiga wahana yang ditempel stiker, ada 3 wahana lainnya yang juga menunggak pajak namun tidak ditempel stiker lantaran masuk dalam lahan konservasi.
Ketiga wahana itu yakni Teater Imax Keong Emas dengan total tunggakan pajak senilai Rp 386 juta, Taman Akuarium Air Tawar senilai Rp 360 juta, dan Sasono Langgeng Budoyo senilai Rp 79 juta.