Suara.com - Neraca perdagangan RI pada Oktober 2018 mengalami defisit senilai 1,82 miliar dolar AS. Hal ini dipicu oleh defisit sektor migas dan non migas masing-masing sebesar 1,43 miliar dolar AS dan 0,39 miliar dolar AS.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, Defisit ini berasal dari impor sebesar 17,62 miliar dolar AS dan ekspor sebesar 15,80 miliar dolar AS.
"Dengan menggabungkan impor dan ekspor maka neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar 1,82 miliar dolar AS pada Oktober 2018," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Impor Indonesia pada Oktober meningkat tajam sebesar 20,60 persen jika dibandingkan pada September 2018. Sementara jika dibandingkan dengan Oktober 2017, impor naik 23,66 persen.
“Ini karena impor migas naik sebesar 26,97 persen dan non migas naik 19,42 persen jika dibandingkan dengan September 2018," ujarnya.
Migas sendiri mencatatkan impor pada Oktober sebesar 2,91 miliar dolar AS. Sementara pada sektor non migas mencatatkan impor sebesar 14,71 miliar dolar AS.
"Impor ini tetap menjadi perhatian pemerintah, supaya bisa dikendalikan," kata Suhariyanto.
Sementara itu ekspor nonmigas pada Oktober 2018 mencapai 14,32 miliar dolar AS atau naik 4,99 persen dibanding September 2018. Secara year on year (yoy) meningkat 4,03 persen.
"Kalau trennya, biasanya November akan naik untuk mengantisipasi kebutuhan di Desember untuk Natal dan tahun baru. Polanya seperti itu, jadi bulan depan kita berharap ekspornya meningkat lebih dalam," katanya.