Suara.com - Konstruksi Tol Trans Jawa yang menghubungkan Merak hingga Surabaya, Jawa Timur, ditargetkan rampung akhir tahun. Untuk merealisasikan target tersebut, ada dua jembatan yang mendapat perhatian khusus untuk diselesaikan.
Kedua jembatan tersebut adalah Kalikuto di ruas Batang-Semarang dan Kalikenteng di ruas Salatiga-Boyolali. Jembatan Kalikuto telah dilakukan uji beban (loading test) pada Kamis (8/11/2018) dan Jumat (9/11/2018).
Uji coba ini dilakukan demi persyaratan mendapatkan sertifikat kelaiakan keamanan dan keselamatan dari Komite Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Sugiyartanto, menilai, uji beban terhadap jembatan bentang panjang atau jembatan khusus merupakan bagian paling penting dari bagian ruas jalan.
“Harus diujicoba (bebannya) secara langsung untuk mengertahui tingkat kemanan dan keselamatan dari jembatan itu sendiri," ujar Sugi, saat meninjau kondisi terakhir Jembatan Kalikuto, di Batang, Jateng, Jumat (9/11/2018).
Baca Juga: PUPR: Rumah Khusus bagi Nelayan Diharapkan Selesai Desember 2018
Turut mendampinginya, Direktur Pengembangan Jaringan Jalan, Rachman Arief Dienaputra, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Semarang, Achmad Cahyadi, dan Kepala Balai Jembatan Khusus dan Terowongan Jalan, Yudha Handita Pandjiriawan.
Jembatan Kalikuto memiliki panjang 160 m dan sempat difungsionalkan secara sementara pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2018. Fasilitas ini merupakan jembatan pertama di Indonesia, yang strukturnya dirakit di lokasi pemasangan.
Untuk material baja dirakit di tiga tempat berbeda, yakni di Serang, Tangerang, dan Pasuruan. Jembatan dirancang secara khusus memenuhi unsur kekokohan, fungsi dan estetika.
Jembatan berbobot 2.400 ton tersebut diharapkan dapat menjadi landmark tol Batang-Semarang. Yudha mengatakan, sesuai yang diatur Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 41 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan, jembatan yang sudah selesai konstruksinya, sebelum operasional harus disertifikasi melalui pengecekan oleh KKJTJ, yang salah satunya melalui uji beban.
Selain uji beban pasca selesainya konstruksi, jembatan khusus juga harus mendapat sertifikasi perencanaan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR), yang merupakan hasil rekomendasi KKJTJ.
Baca Juga: Dengan BSPS, PUPR Selesaikan Rumah Layak Huni di Desa Semowo
Loading test Jembatan Kalikuto dilakukan secara dua kali, yaitu uji beban statis pada Kamis (8/9/2018) malam dan uji beban dinamis pada Jumat (9/11/2018) pagi. Yudha menjelaskan, uji statis dilakukan untuk mengetahui deformasi jembatan terhadap beban yang direncanakan.
Uji ini dilakukan dengan memposisikan 36 truk pada titik-titik tertentu dari jembatan untuk mengetahui deformasinya.
“Sedangkan uji beban dinamis dilakukan dengan men-jumping-kan truk dengan membuat jembatan bergoyang atau vibrasi, sehingga diketahui frekuensinya yang tergantung pada tingkat kekakuan jembatan,” sambungnya.
Yudha menuturkan, uji beban sebuah jembatan khusus sangat penting sebagai benchmarking kondisi jembatan tersebut. Loading test tidak hanya dilakukan seusai rampungnya konstruksi jembatan, namun juga perlu dilakukan secara teratur dalam periode lima tahun sekali.
Hal tersebut dilakukan agar keadaan jembatan setelah digunakan dapat diketahui, dan untuk menentukan apakah perlu atau tidaknya rehabilitasi atau perbaikan tertentu.