Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa ekonomi kreatif memiliki potensi untuk menjadi solusi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ia menyebutkan, saat ini kontribusi ekonomi kreatif masih relatif kecil, dan seharusnya dapat memberikan kontribusi lebih besar lagi.
"Karena ini tidak hanya bagus untuk masyarakat tapi juga bagus untuk ketahanan ekonomi Indonesia, pemerintah sudah menetapkan Bekraf, ini salah satu langkah bersejarah untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia," jelasnya saat menjadi salah satu pembicara dalam acara World Conference on Creative Economy (WCCE) di Nusa Dua, Bali pada Rabu (7/11/2018).
Dari sisi kesempatan pada industri ekonomi kreatif, Menkeu menjelaskan bahwa saat ini tren sektor jasa sangat berkembang dan maju, dimana finansial teknologi sangat mendominasi sektor ini. Industri ekonomi kreatif juga merupakan pilihan utama para generasi millenials Indonesia dalam mengejar karir dan mimpinya.
Baca Juga: Disebut Flagship Killer, Ini 5 Keunggulan Honor 8X
"Generasi milenials, mereka familiar dengan apa yang disebut ekonomi berbagi (shared), mereka tidak merasa perlu membeli mobil karena mereka bisa bergantung ke gojek, grab, dan lain-lain. Mereka juga tidak merasa perlu membeli rumah, karena bagi millenials, mobilitas menjadi lebih penting," jelasnya.
Menurut Menkeu gaya hidup para millenials Ini berpotensi mengganti struktur ekonomi di masa mendatang dan pemerintah perlu mengantisipasi dengan cara membangun inklusifitas.
"Inklusifitas adalah sangat penting, ini hanya bisa direalisasikan kalau Indonesia terhubung. Dengan membangun infrastruktur, ini penting bagi negara untuk mendesain potensi ekonominya untuk inklusif. Bagi Indonesia infrastruktur bukanlah kemewahan, ini adalah tulang punggung bagi Indonesia untuk membangun ekonomi dengan lebih inklusif," jelasnya.
Kemudian yang tidak kalah penting menurut Menkeu adalah pembangunan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
"Di Indonesia, 20 persen APBN untuk pendidikan, dimana anggaran pendidikan untuk tahun 2019 sebesar Rp492,5 triliun, ini terbesar dalam sejarah Indonesia," tegasnya.
Baca Juga: Hari ke-10 Evakuasi, Basarnas Hanya Dapat Satu Kantong Jenazah
Namun, Sri Mulyani juga menegaskan bahwa untuk mengatasi permasalahan Indonesia, bukan hanya soal anggaran dan uang, tapi begaimana men-desain program dan kebijakan dan memaksimalkan implementasi-nya pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah.