Mau Stop Impor, Prabowo Diminta Jangan Janji Muluk-muluk

Senin, 05 November 2018 | 23:29 WIB
Mau Stop Impor, Prabowo Diminta Jangan Janji Muluk-muluk
Prabowo Subianto saat pidato tentang "tampang Boyolali" (Youtube Taufik Irvani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wasekjen PPP Achmad Baidowi atau Awiek meminta Calon Presiden Prabowo Subianto jangan muluk-muluk dalam menerbarkan janji. Kekinian, Prabowo berjanji kalau terpilih menjadi Presiden RI, dirinya memastikan tidak akan mengadakan impor.

Awiek menjelaskan bahwa tidak mungkin Indonesia bisa bebas dari impor. Pasalnya, dirinya melihat kondisi Indonesia sekarang di mana jumlah penduduk yang semakin meningkat namun lahan pertanian yang semakin berkurang.

“Karena tingkat perekonomian semakin tinggi masyarakat berpindah dari sektor pertanian ke sektor formal,” kata Awiek kepada wartawan, Senin (5/11/2018).

Awiek sempat mencontohkan hal itu langsung dari kampungnya di daerah Banyuwangi. Dahulu dirinya masih bisa melihat lahan pertanian yang lebih luas ketimbang jumlah penduduk. Namun kalau sekarang, kondisinya justru berbalik.

Baca Juga: Prabowo: Pemerintah Jokowi Impor Minyak 3 Miliar Dolar Perbulan

“Sekarang jumlah KK (kepala keluarga) yang dari 50 menjadi 150 KK. Berkali-kali lipat dalam kurun 20 tahun. Tentu saja jumlah hunian bertambah, yang awalnya lahan pertanian menjadi pemukiman,” ujarnya.

Tentu dengan melihat kondisi tersebut Awiek menilai tidak mungkin apabila Indonesia kemudian menyetop pasokan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Oleh karenanya, menurut Awiek masalah ekspor-impor dalam sebuah negara merupakan hal yang biasa dengan catatan negara itu harus menjaga neraca ekspor-impor.

“Cuma bagaimana menjaga pemerintah ini menjaga neraca ekspor impor, atau surplus di ekspornya,” tuturnya.

Karena itulah Awiek kemudian meminta kepada Prabowo untuk tidak terlalu muluk dalam menebar janji apalagi berkaitan dengan masalah penghentian impor.

Baca Juga: Alasan Pemerintah Impor Beras Padahal Tengah Surplus

“Saya kira, jangan sampai bikin janji yang muluk-muluk. Karena nanti akan terbelenggu janjinya. Kalau masih zaman orde baru apalagi tahun 60, luas pertanian kita masih melimpah, janji itu masih bisa. Kecuali masyarakat tidak makan nasi, misal umbi-umbian, tidak perlu impor itu,”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI