Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kenaikan harga minyak dunia juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kuartal III 2018 yang mengalami perlambatan.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, pada kuartal III 2018 harga minyak mintah sebesar 74,24 dolar AS per barel. Harga tersebut naik 3,22 persen dibandingkan harga di Kuartal II 2018.
"Kalau kita lihat, harga minyak pada kuartal III 2017 waktu itu baru 49,99 dolar AS per barel. Jadi naik 48,5 persen. Jadi kenaikannya signifikan," ujar Suhariyanto di Kantor BPS Pusat Jakarta, Senin (5/11/2018).
Menurut Suhariyanto, perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak hanyak dialami Indonesia. Perlambatan juga dialami beberapa negara global.
Dia mencontohkan, ekonomi Cina juga mengalami perlambatan menjadi 6,5 persen pada kuartal III dari 6,7 persen di kuartal II. Untuk diketahui, Cina merupakan tujuan utama ekspor Indonesia dengan sumbangan ekspornya 14,5 persen.
"Singapura juga salah satu tujuan ekspor Indonesia, berada di ranking 6. Share nya 4,92 persen. Singapura melambatnya dalam. Pada triwulan III 2018 2,6 persen," tutur dia.
"Jadi, kondisi perekonomian global pada triwulan III menunjukan perlambatan. Di Eropa, Cina, Singapura, Korea Selatan dan negara berkembang lainnya. Demikian juga di banyak negara maju, dengan pengecualian Amerika Serikat. AS menguat," tambahnya.