Suara.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, di penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) 2018, transaksi yang diperoleh mencapai 8,45 miliar dolar AS atau setara Rp 126,77 triliun.
Nilai ini meningkat lima kali lipat dari target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah.
"Penghitungan masih terus berjalan dan dipastikan hasilnya akan bertambah," ujar Enggartiasto Lukita.
Nilai transaksi TEI 2018 terdiri dari transaksi investasi sebesar 5,55 miliar dolar AS, transaksi pariwisata sebesar 170,5 juta dolar AS, dan transaksi produk dengan total 2,73 miliar dolar AS.
Adapun rincian transaksi produk tersebut terdiri atas transaksi produk barang dan jasa masing-masing sebesar 1,42 miliar dolar AS dan 1,31 miliar dolar AS.
Transaksi produk barang berasal dari transaksi nota kesepahaman (MoU) misi pembelian produk sebesar 811 juta dolar AS, transaksi langsung saat pameran 470,65 juta dolar AS, misi dagang lokal 85,6 juta dolar AS, business matching 51,29 juta dolar AS, serta Pameran Kuliner dan Pangan Nusantara 680 ribu dolar AS.
Menteri Perdagangan mengungkapkan, produk-produk yang banyak diminati para buyers pada TEI kali ini adalah produk-produk teknologi dan informasi, makanan olahan, produk-produk kimia, minyak kelapa sawit mentah (CPO), produk-produk perikanan, serta produk kertas.
Sementara itu, negara-negara dengan nilai transaksi perdagangan tertinggi secara keseluruhan yaitu Arab Saudi, Jepang, Inggris, Mesir, dan Amerika Serikat.
"Perolehan transaksi ini membuktikan bahwa produk-produk nasional kita semakin diakui kualitasnya secara luas dan disegani sesuai selera pasar ekspor. Ini sesuai dengan tema yang diusung TEI tahun ini yaitu 'Creating Products for Global Opportunities'," tegas Menteri Perdagangan.
Pada acara TEI tahun ini, tercatat jumlah pengunjung sebanyak 28.155 orang dari 132 negara. Jumlah ini meningkat sebesar 1,6 persen dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 27.711 orang dari 117 negara.
Dari jumlah tersebut, pengunjung mancanegara mencapai 5.183 orang dengan jumlah terbanyak berasal dari Malaysia (371 pengunjung), Arab Saudi (312 pengunjung), Afghanistan (276 pengunjung), Cina (273 pengunjung), dan Jepang (239 pengunjung).
Terdapat beberapa tamu kenegaraan yang hadir untuk melihat arena TEI 2018, antara lain, Wakil Presiden Panama Isabel Saint Malo, serta Delegasi asal Serawak, Malaysia, Mesir, dan Maroko.
Dalam upaya memajukan ekspor nasional, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank bersinergi dengan Kementerian Perdagangan (Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional) yang dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman mengenai kerja sama dalam pengembangan ekspor.
Nota Kesepahaman tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya saing, menambahkan jumlah pelaku ekspor melalui program, serta bentuk dukungan berupa fasilitas kepada para pelaku usaha berorientasi ekspor.
LPEI bertugas sesuai mandat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 sebagai pendukung ekspor Indonesia melalui fasilitas pembiyaan, penjaminan, asuransi ekspor, dan jasa konsultasi.
Prioritas pembiayaan LPEI adalah mempertahankan kemampuan industri padat karya, menumbuhkan multiplier effects ekonomi rakyat, dan mengembangkan chanelling produk Indonesia di pasar ekspor.
Dalam TEI 2018, LPEI memboyong 44 UKM binaan yang merupakan peserta dari program Coaching Program for New Exporters (CPNE) dengan kesempatan terbuka untuk bertemu dengan calon pembeli.
"Melalui program CPNE ini, LPEI melakukan pendampingan, pelatihan packaging, bagaimana membuat desain yang baik, bagaimana memasarkan, juga bagaimana meng-handle order. Ini sudah kami lakukan sejak 2015," papar Direktur Eksekutif LPEI, Sinthya Roesly.
LPEI berkomitmen tinggi dan mendukung penuh acara Trade Expo Indonesia dengan mengikutsertakan UKM binaan dari program CPNE.
PT Fahmi Bintang Andalas Bersaudara, salah satu UKM binaan LPEI berhasil menandatangani nota kesepahaman (MoU) ekspor dengan Arabia Intiqaa Trading SDN BHD asal Yaman senilai 50.000 dolar AS atau Rp 760,85 juta.
Nota kesepahaman tersebut menyepakati bahwa PT Fahmi Bintang Andalas Bersaudara akan memproduksi dan mengekspor material bangunan yaitu Boss Panel dari Indonesia ke Malaysia dan Mesir dengan jangka waktu lima tahun ke depan.
Boss Panel merupakan dinding panel ringan komposit yang diperkuat dengan fibercement sebagai kulit luar dan lapisan inti yang terdiri dari EPS dan Beton Agregat.
Boss Panel dikenal lebih ringan 65% dibandingkan batu bata konvensional dan memiliki kelebihan anti gempa serta lebih ramah lingkungan.
Kerja sama ini akan berjalan mulai Desember 2018, sedangkan kontrak penjualan akan diperjelas dan mulai beroperasi dalam dua bulan mendatang.
"Dengan adanya LPEI, saya bisa bertemu teman-teman UKM lainnya yang menambah semangat saya untuk mengembangkan produk ekspor yang lebih bermutu lagi," kata Direktur PT Fahmi Bintang Andalas Bersaudara, Farid Fahmi.