Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kota Palu, Sulawesi Tengah sebagai penyumbang tertinggi inflasi pada Oktober 2018. Pada Oktober 2018 Palu mengalami inflasi sebesar 2,2 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, inflasi pada Palu ini disebabkan adanya bencana gempa dan tsunami. Sehingga menyebabkan kenaikan harga-harga beberapa komoditas.
"Di Palu, selama Oktober 2018 mengalami kenaikan harga terutama untuk harga makanan jadi dan lauk pauk itu sumbangannya 0,49 persen, harga tiket angkutan udara ke Palu 0,41 persen," ujar Suhariyanto dikantornya, Kamis (1/11/2018).
Selain itu, lanjut Suhariyanto, harga ikan dan semen juga mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen, serta harga bahan makanan juga mengalami sedikit kenaikan.
Namun demikian, menurut Suhariyanto, inflasi yang dialami Kota Palu hanya sementara. Dia memperkirakan, harga-harga komoditas di Palu akan berangsur normal pada bulan depan.
"Jadi tingginya inflasi di Palu karena kita tahu ada musibah bencana alam di sana. Tetapi seminggu terakhir telah terjadi recovery sehingga diharapkan kehidupan di sana kembali normal," imbuh dia.
Untuk diketahui, BPS mencatat pada oktober 2018 mengalami inflasi 0,28 persen. Artinya beberapa komoditas harga mengalami kenaikan pada bulan Oktober.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi tersebut didapatkan setelah BPS memantau 82 kota pada Oktober ini.
"Harga beberapa komoditas pada oktober 2018 secara umum mengalami kenaikan. Sedangkan, inflasi tahun kalender (Januari-Oktober) sebesar 2,22 persen dan inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017-Oktober 2018) 3,16 persen," tandasnya.