Jokowi : Jangan Teriak Harga Mahal, Nanti Nggak Ada yang ke Pasar

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 31 Oktober 2018 | 07:19 WIB
Jokowi : Jangan Teriak Harga Mahal, Nanti Nggak Ada yang ke Pasar
Presiden Joko Widodo meninjau beberapa harga kebutuhan pokok di Pasar Bogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. [Suara.com/Rambiga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Jokowi membeli beberapa jenis sayur serta tempe saat mengunjungi Pasar Surya Kencana, Bogor untuk mengetahui perkembangan harga-harga pangan.

"Jadi pasar tradisional itu pasar yang paling murah. Jadi jangan sampai masuk ke pasar, bilang harga-harga mahal," kata Jokowi saat mengunjungi Pasar Surya Kencana, Bogor pada Selasa malam.

Presiden tiba di pasar itu pada sekitar pukul 22.00 WIB dan menemui sejumlah pedagang selama sekitar 30 menit.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu blusukan ke pasar becek itu guna mengecek perkembangan harga beberapa kebutuhan pangan yang beragam.

Baca Juga: Sebelum Dieksekusi Mati di Saudi, Tuti Sempat Video Call Ibunda

Di pasar itu, Presiden bertanya kepada beberapa pedagang dan mendapati bahwa ada harga bahan pangan yang naik, tetapi juga ada yang turun.

Penurunan harga terjadi di sejumlah jenis sayur seperti sawi hijau biasanya Rp 8 ribu menjadi Rp 7 ribu, serta buncis dari Rp 16 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilogram.

Sementara itu, harga alpukat naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu per kg. Jokowi menjelaskan pemerintah terus memantau harga-harga bahan pangan untuk menyeimbangkannya.

"Inflasinya stabil, harga di pasar juga stabil. Jadi jangan sampai ada yang teriak di pasar harga mahal-mahal. Nanti ibu-ibu di pasar marah, nanti nggak ada yang datang ke pasar, larinya ke supermarket, ke mal," ujar Presiden.

Menurut Kepala Negara, pemerintah turut berupaya menyeimbangkan jika ada harga kebutuhan pangan yang naik.

Baca Juga: Aksi Emak-Emak Tiduran di Jalan Bikin Heboh

"Jadi jangan sampai harganya terlalu rendah, peternak nanti teriak-teriak. Kalau sayur murah, nanti petani juga teriak rugi. Jadi ini menyeimbangkannya nggak mudah. Kalau teriak mahal nanti yang marah ya ibu-ibu," ujar Presiden.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI