Suara.com - Presiden Jokowi membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke-33 tahun 2018 di Hall Nusantara, Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/10/2018).
Dalam sambutannya Jokowi mengatakan ada masalah yang sudah bertahun-tahun yang belum bisa diselesaikan dengan baik.
"Yaitu neraca perdagangan, CAD (defisit transaksi berjalan) tahun 2017. CAD kita tercatat 17,3 miliar dolar AS, sebuah angka yang besar, neraca dagang kita harus kita perbaiki dengan cara apa, ya ekspor harus lebih besar dari impor," ucap Jokowi.
Jokowi menerangkan, saat ini impor Indonesia masih lebih besar daripada ekspor. Dengan demikian menurutnya devisit terus terjadi.
"Saya menghargai usaha keras untuk masuk ke pasar ekspor terutama negara non tradisional, dan alhamdulillah September kemarin ada titik terang, neraca dagang kita mulai surplus 220 juta dolar AS, masih kecil tapi sudah surplus," jelas Jokowi.
Menurut Jokowi nilai ekspor dari Januari sampai September 2018 mencapai 122 miliar dolar AS. Ia menyebut angka tersebut lebih tinggi 9,2 persen dari tahun 2017.
"Artinya semakin tahun ekspor kita lebih baik, pemerintah terus mendorong, saya belum tahu insentif apa yang bisa diberikan sehingga pabrik, dunia usaha, industri semua terdorong masuk ke pasar ekspor," kata Jokowi.
Dalam kesempatan ini Kepala Negara juga mengingatkan kalau dunia, tengah terjadi perang dagang. Jokowi meminta pelaku usaha di tanah air untuk memanfaatkan perang dagang untuk mampu masuk ke pasar luar.
"Gunakan peluang ini untuk masuk ke pasar yang ditinggalkan oleh yang baru berperang, ini kesempatan, ini adalah peluang yang bisa dan harus dipergunakan sebaik mungkin," katanya.
Tidak hanya itu, Jokowi juga minta kepada kementerian dan pihak terkait untuk memperluas pasar non tradisional. Menurutnya, saat ini banyak negara di Asia Selatan, Afrika, yang tidak mengurus pasar non tradisional.