IHSG Melemah, Tren Kenaikan Kembali Tertahan

Rabu, 24 Oktober 2018 | 07:54 WIB
IHSG Melemah, Tren Kenaikan Kembali Tertahan
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (24/10/2018) diprediksikan bakal berlanjut melemah.

Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, mulai adanya pelemahan membuat tren kenaikan IHSG kembali tertahan.

Di sisi lain, pelemahan ini juga membuka peluang pelemahan kembali terutama jika sentimen yang ada, terutama dari global tidak cukup positif. Padahal tekanan USD mulai berkurang dengan peluang kenaikan EUR dan GBP.

"Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5.763-5.777 dan resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 5.818-5.826,"‎ kata Reza di Jakarta, Selasa (23/10/2018).‎

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Melemah Hari Ini

Senada dengan Reza, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji‎ juga memprediksi IHSG melemah.‎

Dia menjelaskan, berdasarkan indikator, MACD berhasil membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI masih berada di area netral.

Namun demikian, terlihat pola long black closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support.

"Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 5.780 hingga 5.763. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 5.831 hingga 5.865,"‎ kata Nafan.

Berdasarkan data RTI perdagangan IHSG pada Selasa (23/10/2018) dibuka melemah di level 5.838. Pelemahan itu berlanjut hingga IHSG ditutup melemah di level 5.797.

Baca Juga: Trump Berencana Potong Pajak Penghasilan Masyarakat Menengah

Dalam perdagangan kemarin, sebanyak 7,82 miliar volume saham diperdagangkan ‎dengan frekuensi 356.329 kali dan nilai transaksi mencapai Rp 5,6 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI