Kementan: Target Ekspor Nanas Kundur 2019, 20 Ton per Minggu

Senin, 22 Oktober 2018 | 12:35 WIB
Kementan: Target Ekspor Nanas Kundur 2019, 20 Ton per Minggu
Launching Perdana Ekspor Nanas dan Pisang Kundur ke Singapura, Sabtu (20/1/2018). (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bupati Karimun, didampingi Dirjen Hortikultura, meresmikan Launching Perdana Ekspor Nanas dan Pisang Kundur ke Singapura, Sabtu (20/10/2018). Acara ini juga sekaligus meresmikan Unit Penanganan Segar (Packing House Operation) Buah Ekspor, di Tanjung Berlian, Pulau Kundur, Kabupaten Karimun.

Pulau Kundur adalah salah satu daerah penghasil buah nanas dan pisang di Kepulauan Riau, dengan luas areal pertanaman hampir mendekati 300 ha dan produktivitas mencapai 20 ton per minggu. Melihat potesinya yang cukup bagus, nanas dan pisang Kundur memiliki peluang untuk dijadikan komoditas ekspor andalan dari Pulau Kundur, dengan target ekspor perdana negara tetangga, yang letaknya sangat dekat dengan pulau Kundur, yaitu Singapura.

Untuk mewujudkan mimpi ekspor tersebut, Dinas Pangan dan Pertanian Karimun, menggandeng Badan Litbang Pertanian, khususnya Balai Besar Pascapanen, sebagai penyedia teknologi sekaligus line process penanganan segar buah ekspor, yang mana Ditjen Hortikultura menyediakan bangunan PHO dan fasilitasi ekspor, serta PT Alamanda Sejati Utama sebagai eksportir untuk pasar Singapura.

Balai Besar Pascapanen mengambil peran yang cukup penting dalam rangka ekspor perdana ini. Tidak hanya memberikan rekomendasi teknologi, tetapi juga ikut serta dalam melengkapi peralatan-peralatan yang diperlukan oleh unit penanganan segar buah (PHO), seperti penyediaan alat pembersih nenas (blast air compressor), meja2 persiapan dan sortasi, bak pencucian dan ozon generator.

Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor Perdana Nanas dan Pisang ke Singapura

Dengan fasilitas PHO yang cukup memadai, diharapkan dapat memenuhi kualifikasi yang diinginkan oleh negara tujuan ekspor.

Untuk ekspor perdana ini, akan ada 5 ton nanas Kundur dan 1 ton pisang yang siap dikirim ke Singapura. Tahapan selanjutnya, target ekspor adalah 10 ton per minggu hingga akhir tahun 2018, dan pada 2019 ditargetkan bisa mencapai 20 ton per minggu.

Untuk bisa mencapai target tersebut, tentunya banyak hal yang harus disiapkan, antara lain fasilitas cold room, perbaikan sistem budi daya di lapangan, dan perluasan bangunan PHO.

Acara launching perdana sekaligus peresmian PHO Buah Ekspor ini dihadiri oleh 200 undangan, diantaranya Bupati Karimun, Dirjen Hortikultura, Wakil Bupati Karimun, Kepala Balai Pascapanen Pertanian, perwakilan Bank Indonesia, SKPD Pemda Kepri dan Karimun, para petani dan kelompok tani nanas Kundur, dan berbagai pihak terkait lainnya.

Dalam laporannya, Kepala Dinas menyampaikan, sejak 2016, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Lingga dan Bintan merupakan lokasi program LPBE WP. Setelah melewati lika-liku, akhirnya pada 2018, Kabupaten Karimun berhasil mewujudkan mimpi tersebut.

Sementara itu, Kepala BB Pascapanen merasa berbahagia, karena melalui sentuhan inovasi, ekspor nanas dan pisang bisa terwujud. Risfaheri menyatakan, ke depan perlu penambahan fasilitas, agar target ekspor 20 ton bisa terwujud.

Baca Juga: Kementan: Musim Kemarau, Panen Padi Justru Melimpah

Launching Perdana Ekspor Nanas dan Pisang Kundur ke Singapura, Sabtu (20/1/2018).  (Dok: Kementan)
Launching Perdana Ekspor Nanas dan Pisang Kundur ke Singapura, Sabtu (20/1/2018). (Dok: Kementan)

Dr Suwandi, Dirjen Hortikultura, dalam sambutannya menyampaikan, saat ini, di saat  Rupiah melemah, ekspor adalah pilihan yang tepat untuk menjaring devisa.

Hal ini juga diamini oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Kepulauan Riau. Ia berharap, Kabupaten Karimun bisa mengembangkan produk organik sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Dalam sambutan pembukaannya, Bupati Karimun menyampaikan apresiasinya kepada Kementan yang telah membantu terwujudnya ekspor nanas dan pisang. Kepada Bank Indonesia, ia berharap, agar ke depan, BI juga membantu petani nanas dalam penyediaan saprodi.

Ia ingin, petani mendapat jaminan pasar bagi produknya, sehingga tidak ragu lagi menanam nanas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI