Negara tujuan ekspor nanas selama ini ke Jepang, Uni Emirate Arab, Korea Selatan, Arab Saudi, Hongkong, Singapura dan berbagai negara lainnya.
"Data statistik menunjukkan, produksi nanas 2018 diprediksi 1,85 juta ton, atau naik 3,1 persen dibandingkan 2017, yang sebesar 1,79 ton," sebutnya.
Adapun jenis nanas yang banyak berkembang di Indonesia adalah jenis Queen, seperti varietas Suska Kualu, Ponggok, Palembang, Tangkit, Banasari dan jenis Smooth Cayyene, contohnya varietas Subang dan PK 1. Selain diekspor, nanas juga diminati konsumsi dalam negeri.
"Manfaat konsumsi nanas bagi kesehatan adalah untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, karena kaya akan kandungan vitamin C, kaya akan kandungan serat, mengandung enzim yang baik untuk pencernaan, meredakan peradangan, dan baik untuk kesehatan jantung," tandasnya.
Baca Juga: Kementan Kembangkan Lahan Rawa untuk Swasembada Pangan
Padan kesempatan yang sama, Bupati Karimun, Aunur Rafik, minta agar petani yakin dan semangat menanam nanas. Pasalnya, pasar ekspor siap menyerap.
"Tumbuhkan kelompok-kelompoknya. Dibuka, diperluas lagi lahan menjadi 600 ha," ujarnya.
"Karenanya, alat mesin dan pupuk sangat dibutuhkan di Karimun, sehingga tanaman subur dan berproduksi tinggi. Ini titik tonggak bangkit tinggal landas dengan ekspor perdana," imbuhnya.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Karimun, Muhammad Affan, menuturkan, luas lahan nanas di Karimun mencapai 130 ha. Luas lahan dan produktivitas akan terus ditingkatkan untuk memasok Singapura.
"Nanas jenis Queen ini sudah membudaya dan baru kali ini ekspor perdana, termasuk ekspor pisang Mas," tuturnya.
Baca Juga: Kementan: Musim Kemarau, Panen Padi Justru Melimpah
Sementara itu, Komar, eksportir dari PT Alamanda yang bermitra dengan koperasi dan petani di Pulau Kundur, mengatakan, ekspor pisang mas dan nanas perdana ini cukup banyak. Ekspor pisang mencapai 1,5 ton per minggu, dengan target 5 hingga 10 ton per minggu.