Kementan Lepas Ekspor Perdana Nanas dan Pisang ke Singapura

Senin, 22 Oktober 2018 | 12:02 WIB
Kementan Lepas Ekspor Perdana Nanas dan Pisang ke Singapura
Peluncuran perdana ekspor nanas dan pisang Mas, di Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Sabtu (20/10/2018).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, selalu mengingatkan untuk kreatif meningkatkan produksi pangan berskala ekspor. Dengan begitu, upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menambah devisa negara terwujud.

Demi tujuan tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura melirik ekspor komoditas pangan yang selama ini telah dikembangkan petani di wilayah perbatasan Indonesia dengan Singapura, tepatnya di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

"Di wilayah perbatasan ini, ada lahan pertanian potensial untuk budi daya nanas, pisang, durian, gambir, kelapa dan lainnya, yang berkualitas ekspor. Letaknya strategis untuk ekspor ke Singapura dan Malaysia. Sangat dekat, hanya 1,5 jam sampai Singapura," ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, saat peluncuran perdana ekspor nanas dan pisang Mas, di Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Sabtu (20/10/2018).

"Di Kabupaten Karimun, ada kebun nanas seluas 130 ha. Ini ekspor perdana 10 ton per minggu, arahan mentan, agar digenjot lebih tinggi lagi, minimal 2 kali lipat," sambungnya.

Baca Juga: Kementan Kembangkan Lahan Rawa untuk Swasembada Pangan

Suwandi menjelaskan, ekspor nanas dan pisang ini merupakan tindak lanjut dari komitmen  Agribusiness Working Group antara Indonesia dan Singapura. Dalam beberapa kali pertemuan, ditekankan kembali kemudahan dan percepatan ekspor komoditas pangan Indonesia ke Singapura.

"Tentunya, ekspor tidak hanya nanas dan pisang, tapi komoditas lainnya, seperti buah dan sayuran lainnya," jelasnya.

Menurutnya, kunci komoditas pangan mampu tembus pasar ekspor ada pada kualitas dan aspek hilir. Kementan bersinergi dengan Pemerintah Daerah Karimun, Perwakilan BI Kepulauan Riau, pelaku usaha dan Koperasi, secara bersama-sama memberi bimbingan teknik benih unggul, teknis budi daya dan fasilitasi packaging house untuk penanganan pascapanen, sehingga produk memenuhi standar ekspor.

"Kunci keberhasilan ekspor lainnya adalah nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan produknya. Apabila nanas diolah menjadi produk enzim bromeolin, selai, keripik, dodol, konsentrat bahan industri, nanas kaleng, sirup dan lainnya, maka akan memberi nilai tambah dan mensejahterakan petani," ujar Suwandi.

"Pada 2017, Indonesia ekspor nanas total 210.026 ton dan 95 persen diantaranya dalam bentuk olahan. Kita negara eksportir nanas, tidak ada impor nanas," pintanya.

Baca Juga: Kementan: Musim Kemarau, Panen Padi Justru Melimpah

Suwandi menyebutkan, ekspor nanas secara nasional berkontribusi 82 persen dari total ekspor buah. Nilai devisa dari nanas sekitar Rp 3,3 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI