Suara.com - Menteri Koperasi dan UKM, Puspayoga, mengajak masyarakat dan para pecinta musik untuk mengapresiasi alat musik buatan para produsen lokal. Pameran alat musik buatan lokal sendiri sempat digelar di Smesco Music Expo 2018, Gedung Smesco, Jakarta, 19-21 Oktober 2018.
Ia mengatakan, ajang Smesco Music Expo 2018 menghadirkan puluhan alat musik lokal berkualitas ekspor.
"Ini bagus dan layak untuk diapresiasi. Banyak yang belum tahu kalau alat musik lokal kita, kualitasnya sudah standar internasional dan tidak kalah dengan alat musik impor," kata Puspayoga.
Mantan Wakil Gubernur Bali itu bahkan tak ragu membeli alat musik gitar merek Cetta, Signature Series keluaran JRX Sid.
Baca Juga: Kemenkop dan UKM-Pemprov DKI Gelar Pelatihan Kewirausahaan
Ia sempat memainkannya sesaat dan tampak puas dengan suara yang dihasilkan dari alat musik yang kemudian dibelinya itu.
Erick, salah satu produsen alat musik lokal yang turut berpameran dalam ajang tersebut mengatakan, Smesco Music Expo 2018, yang melibatkan kurang lebih 35 produsen alat musik dan aksesoris lokal, sangat membantu produsen yang selama ini kesulitan mendapatkan akses promosi dan pemasaran.
"Acara ini sangat bagus, karena mensuport produk lokal, sehingga ada sarana untuk mendukung produk-produk kami. Selama ini banyak yang tidak tahu cara berpromosi, dan melalui acara ini, ada promosi," katanya.
Erick sendiri menampilkan berbagai produk alat musik lokal, seperti gitar elektrik, gitar akustik, ampli gitar, perkusi, tabot, drum dan aksesoris gitar, hingga sound system.
Menurutnya, alat musik lokal perlu didukung sebagai bagian dari upaya edukasi musik kepada masyarakat. Ia berpendapat, keterjangkauan harga-harga produk alat musik akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan alat musik dengan harga yang lebih murah, tapi memiliki kualitas yang setara dengan impor.
Baca Juga: Kemenkop dan UKM Serahkan Bantuan kepada Pengungsi Gunung Agung
"Pasar kita selama ini lebih ke distribusi ke toko-toko kecil di daerah. Kita kan produk lokal, jadi pasarnya menengah ke bawah. Dalam arti, harga harus kita press murah, tapi dapat kualitas kurang lebih sama impor," katanya.
Menurutnya, masyarakat bisa belajar musik tanpa harus membayar mahal.
Ia bersama puluhan UKM dari Bandung, Bali, Tangerang, dan Surabaya, bekerja sama untuk memproduksi dan mem-branding produk alat musik lokal.
Erick berharap, melalui Smesco Music Expo, para produsen alat musik memiliki sarana dan wadah potensi yang ada di dunia permusikan Tanah Air.
Selain pameran, Smesco Music Expo 2018 di juga menggelar sejumlah kegiatan, seperti
festival musik, kompetisi band akustik, workshop, klinik pelatihan, bintang tamu artis, lomba-lomba, festival kuliner, kompetisi bermain gitar, lipsync battle, pojok foto, dan lain-lain.
Ajang itu juga dirangkai dengan business audience, yaitu pertemuan bisnis antara musisi, pengusaha di bidang musik dan alat-alat musik, lembaga musik, produk-produk dan aksesoris musik, komunitas pecinta musik, maupun fasilitator para pengusaha dalam bidang musik.
Ada juga penampilan seni dari Kojek Rap Betawi, Stereowall, Privatenumber, dan Foursecound. Kegiatan lainnya, program CSR dalam bentuk penggalangan dana kemanusiaan bagi korban tsunami dan gempa Donggala-Palu, Sulawesi Tengah.
Acara ini digagas oleh Komunitas Bangga Jakarta (BaJak), Komunitas IBP (Indonesian Bass Player), dan didukung oleh komunitas-komunitas musik di Jabodetabek. Dana yang terkumpul akan disalurkan melalui Yayasan Peduli Anak Indonesia (PENA).
Beberapa stan juga mengadakan workshop, seperti cara melukis batik pada alat musik gitar, yaitu oleh G & G Guitars dari Yogyakarta.
Tema workshop lainnya mengenai manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen SDM, juga masalah perpajakan, hak kekayaan intelektual (HaKI), hingga sosialisasi kredit usaha rakyat (KUR).
Untuk meramaikan event ini, LLP-KUKM mengundang musisi, grup band, sekolah menengah, komunitas musik, kampus-kampus, dan sekolah.