Pada laporan Oktober 2016 lalu menemukan enam negara tersebut yaitu Cina, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Taiwan dan Swiss memenuhi dua dari tiga kriteria tersebut.
Presiden menggunakan laporan tengah tahunan itu sebagai alat diplomatik untuk terlibat dengan negara yang memiliki kebijakan nilai tukar yang merugikan pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja AS.