Mata Uang Negara Berkembang Jadi Korban Keperkasaan Dolar AS
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan dolar AS pastinya berdampak pada nilai tukar mata uang lainnya.
Salah satunya, adalah mata uang negara berkembang seperti Indonesia, Argentina, serta yang lainnya.
Hal ini karena, perdagangan antara negara berkembang menggunakan dolar AS. Sehingga, jika impor negara berkembang tersebut banyak dan neraca perdagangannya defisit, maka permintaan dolar AS naik, dan ini yang akan membuat dolar semakin perkasa.
"Dolar AS menguat terhadap mata uang negara berkembang, bukan berarti dolar AS pasti menguat terhadap major Currency," jelas Ariston.
Sedangkan, Lana mengatakan, imbas dolar AS menguat lebih dirasakan oleh negara yang mempunyai perjanjian atau mitra-mitra dagang dengan Amerika Serikat.
Namun, mata uang di dunia termasuk rupiah melemah bukan karena penguatan dolar AS semata. Ada alasan lain yang bisa menyebabkan mata uang suatu negara melemah.
Dosen Fakultas Ekonomi UI ini mencontohkan, pelemahan yang dialami rupiah. Tentunya, terdapat isu dalam negeri yang membuat rupiah juga melemah.
Misalnya, pada saat defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) yang tinggi bisa membuat rupiah melemah.
"Memang benar gara-gara dolar menguat, tapi bukan satu-satunya faktor. Faktor lain juga yang bisa kita akui dalam negeri," imbuh Lana.