Suara.com - Sektor logistik memiliki tantangan dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, mengingat semua aktivitas rata-rata sudah digerakan oleh teknologi.
Kepala Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Logistik, Supply Chain, dan SDM, Nofrisel mengatakan, ada sejumlah tantangan utama dalam Revolusi Industri 4.0 yang harus bisa diatasi pelaku bisnis logistik nasional.
Menurutnya, penggunaan-penggunaan melalui otomatisasi, teknologi artificial intelligence (AI), dan internet of things (IoT) dinilai akan berpengaruh terhadap performa industri yang otomatis berpengaruh juga kepada kinerja logistik dan supply chain nasional.
“Penggunaan teknologi sangat penting untuk menunjang era ini. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, industri logistik diharapkan bisa memanfaatkan hal tersebut agar bisnisnya tetap bisa bertahan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Dirinya menambahkan perkembangan teknologi memberikan pengaruh ke industri logistik serta supply chain. Hal ini juga telah mendorong industri transportasi, logistik dan supply chain Indonesia untuk saling berkolaborasi secara intensif.
"Di samping itu, bisnis model korporasi di sektor transportasi, logistik dan supply chain juga dituntut untuk terus disesuaikan mengingat sektor ini adalah salah satu industri yang terkena disrupsi, terutama karena kemajuan teknologi dan perubahan selera para pelanggannya," ujarnya.
Dampak itu bisa terjadi apabila para pelaku bisnis logistik tak memiliki pengetahuan yang memadai guna menghadapi Revolusi Industri 4.0, khususnya pada sektor logistik.
Dia juga mengatakan dengan daya dukung teknologi tersebut membuat para pelaku bisnis logistik seharusnya berlomba-lomba menurunkan tarifnya mengingat bisnis ini akan berjalan secara kompetitif dan ketat.
"Memang tuntutan setelah menggunakan teknologi, implikasinya adalah itu (menurunkan tarif)," katanya.