Salam Satu Jari di IMF-WB Bali, Apa Dampaknya ke Indonesia?

Selasa, 16 Oktober 2018 | 15:16 WIB
Salam Satu Jari di IMF-WB Bali, Apa Dampaknya ke Indonesia?
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri), Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc (kanan), Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (kiri) dan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (kedua kiri) menghadiri acara sesi pleno Pertemuan Tahunan IMF dan World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10). (ANTARA FOTO)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada kejadian menarik saat penutupan Annual Meeting IMF-World Bank di Bali pekan kemarin. Kejadian menarik tersebut melibatkan para pejabat dalam negeri dan luar negeri.

Salah satunya, ajakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kepada Managing Director IMF Lagarde dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim untuk berpose salam satu jari saat sesi photo sebelum konferensi pers di Hotel Westin, Nusa Dua Bali.

Pose salam satu jari itu pun dianggap banyak orang sebagai ajakan ke kedua petinggi IMF dan World Bank itu untuk mendukung Presiden Joko Widodo.

Pasalnya, Presiden Joko Widodo kembali maju pada pemilihan presiden 2019 mendatang dengan nomor urut 1.

Namun, adakah sentimen ekonomi terkait dengan pose salam satu jari tersebut?

Menanggapi hal tersebut, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah tidak ‎melihat kejadian tersebut akan berdampak ke perekonomian Indonesia.

Menurut dia, kejadian tersebut hanya dianggap gurauan semata oleh pejabat IMF dan World Bank.

"Pasar juga tidak menjadikannya issue yang dapat mengubah sentimen investor. Kejadian itu sudah dan akan terlupakan begitu saja," ujar Piter saat dihubungi Suara.com, Selasa (16/10/2018).

Piter menambahkan, kejadian tersebut bisa menjadi sentimen negatif bagi perekonomian Indonesia, jika ada yang mempolitisasi kejadian salam satu jari tersebut.

"Kecuali ada yang mempolitisir. Heboh politik yang bisa mengubah sentimen pasar," tandas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI